Sukses

Health

Kenali Karakteristik Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang Sudah Masuk RI

Fimela.com, Jakarta Pandemi Covid-19 di Indonesia belum sepenuhnya berakhir. Baru-baru ini, dua subvarian Omicron COVID-19, BA.4 dan BA.5 sudah masuk Indonesia. Simak faktanya berikut ini!

Kini, sudah terdeteksi satu orang terjangkit Covid-19 subvarian BA.4. Sementara itu, ada tiga orang warga negara asing terkena penyakit ini dengan subvarian BA.5.

Beberapa negara menyebut dua turunan Omicron ini merupakan alasan meningkatnya kasus Covid-19 di negaranya. Singapura, Portugal, Afrika Selatan, dan Chile meyebut, subvarian ini membuat kasus Cobid-19 di negara tersebut melonjak.

Sebab subvarian ini telah memasuki Indonesia, kamu tentu harus lebih waspada. Kamu perlu juga mengenali karakteristik subvarian Omicron ini. Yuk, simak penjelasannya dikutip dari Liputan6.com!

Karakteristik subvarian BA.4 dan BA.5

Untuk karakteristiknya, Syahril mengatakan, penyebaran subvarian Omicron ini tergolong cepat. Namun, tingkat keparahannya lebih ringan dari Omicron terdahulu. Ia menambahkan, Omicron pun lebih ringan dibanding Delta untuk tingkat keparahannya. 

Jika melihat kasus empat orang yang teridentifikasi dengan dua subvarian tersebut di Indonesia, hanya satu orang dengan gejala kategori ringan. Syahril menyatakan, pasien tersebut merasakan sakit tenggorokan dan badan pegal. 

Walaupun begitu, Ia terus mengingatkan bahwa dua subvarian ini bisa menjangkiti siapa saja sekali pun sudah melakukan vaksinasi. Ia menekankan, subvarian baru ini bisa menyelinap atau lolos dari perlindungan yang diberikan melalui kekebalan alami.

"Artinya, subvarian ini menghindari dari imunitas seseorang, memiliki kemungkinan bisa menghindar, lolos dari perlindungan kekebalan yang sudah ada baik pada mereka yang sudah divaksinasi maupun yang dapat kekebalan alamiah. Itu kenapa penyebarannya cepat ya," ujar Syahril dikutip dari Liputan6.com.

Jumlah kasus di berbagai negara

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Muhammad Syahril menyebutan, subvarian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens melalui GISAID di tingkat global. 

Data tersebut berasal dari 58 negara dan ada 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak, antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel.

Sementara untuk subvarian BA.5, terdapat 63 negara sudah melaporkan dengan total sebanyak 8.687 sekuens. Ada 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak, yakni Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.

Penulis: Ersya Fadhila Damayanti

#Women for Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading