Sukses

Health

Diprediksi Jutaan Orang Alami Anosmia Setelah Terinfeksi COVID-19, Didominasi Oleh Perempuan

Fimela.com, Jakarta Anosmia atau hilangnya kemampuan indera penciuman menjadi salah satu gejala yang ditakuti masyarakat saat dirinya terinfeksi COVID-19. Gejala ini masih mungkin terjadi bahkan setelah dinyatakan negatif COVID-19.

Sebuah analisis terbaru menunjukkan sekitar 5% dari pasien terkonfirmasi COVID-19 atau sekitar 27 juta orang di dunia diperkirakan masih mengalami anosmia dengan jangka waktu yang lama.

Melalui analisis yang diterbitkan The BMJ pada Senin (1/8/2022), tiga perempat dari kelompok yang diteliti dan merasa kehilangan indera penciuman mendapatkan kembali inderanya dalam waktu 30 hari. Tingkat pemulihan pun meningkat dari waktu ke waktu.

Namun sekitar 5% melaporkan disfungi persisten selama enam bulan setelah terinfeksi COVID-19. Dalam analisis tersebut menunjukkan anosmia bisa menjadi masalah berkepanjangan yang membutuhkan lebih banyak penelitian.

 

Didominasi oleh perempuan

Menurut Dr. Zara Patel yang merupakan seorang ahli rinologi di Universitas Stanford menyebut kehilangan indera penciuman dikaitkan dengan tingkat kematian yang tinggi pada orang dewasa.

“Memiliki ini sekarang jutaan orang di seluruh dunia dengan penurunan kemampuan untuk mencium, itu mungkin hanya krisis kesehatan masyarakat yang baru,” kata Patel.

Studi dari Amerika Utara, Eropa, dan Asia yang dianalisis menunjukkan perempuan cenderung tidak mendapatkan kembali indra penciuman dan rasa mereka daripada pria. Pasien dengan hidung tersumbat juga memiliki peluang lebih kecil kemungkinannya untuk sembuh.

 

Cara COVID-19 berpengaruh pada indera penciuman

Para ilmuwan pun mulai memahami bagaimana COVID-19 bisa sangat berpengaruh pada indera penciuman. Virus ini sering menyebabkan pembengkakan di celah penciuman. Tepatnya di saluran bagian atas rongga hidung tempat manusia merasakan indera penciuman dan memproses rasa seperti asam dan pahit.

Sekitar setengah dari pasien COVID-19 Dr. Aria Jafari, ahli rinologi di UW Medicine Sinus Center di Seattle yang mengalami kehilangan indera penciuman kemungkinan memiliki virus ini di beberapa titik.

“Mereka cenderung bingung tentang hilangnya indra penciuman. Ini adalah bagian penting dari kehidupan kita setiap hari dan apa yang membuat kita menjadi manusia,” kata Jafari.

 

Cara mengembalikan fungsi penciuman

Salah satu cara mengembalikan kemampuan penciuman pada pasien COVID-19 adalah dengan melatih kembali kemampuan fungsi penciuman tersebut. Menurut Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan-Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr. Mahatma Sotya Bawono, terapi atau latihan dengan menggunakan aroma berbeda-beda seperti aroma lemon, minyak atsiri, kopi, dan lainnya.

"Penggunaan aroma-aroma tersebut dapat untuk melatih penghidung. Berhasil tidaknya ini tentu tergantung dari derajat kerusakannya," ujarnya.

Menurutnya jika terjadi permanen maka hal ini tidak bisa disepelekan. Karena, dapat berdampak pada kualitas hidup seseorang.

"Kalau tidak bisa menghidu, nanti aroma makanan juga tidak bisa tercium dan ini dapat menurunkan selera makan. Dalam jangka panjang bisa memengaruhi kualitas hidup," ujarnya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading