Sukses

Health

Menopause Menjadi Alasan Alzheimer Banyak Terjadi Pada Perempuan? Ini Penjelasannya Menurut Ahli

Fimela.com, Jakarta Alzheimer adalah jenis demensia paling umum yang mempengaruhi hilangnya memori dan fungsi otak. Dua dari tiga pasien Alzheimer adalah perempuan. Profesor ilmu saraf di bidang neurologi dan radiologi, Lisa Mosconi, PhD mengatakan bahwa penyebab Alzheimer beragam mulai dari faktor biologis hingga gaya hidup.

Menopause adalah siklus alami biologis yang dialami perempuan saat mengalami penuaan sebagai tanda akhir kesuburan. Menopause terjadi karena ovarium secara bertahap mengurangi produksi hormon seks dan periode menstruasi bulanan berhenti. Lalu, mengapa menopause menjadi faktor penyebab Alzheimer? Melansir dari Health berikut penjelasannya.

Menopause Berpotensi Menyebabkan Alzheimer

Transisi menopause biasanya dimulai sekitar usia 44-45 tahun dan dapat berlangsung hingga 7-14 tahun. Selama masa transisi ini, ovarium akan memproduksi lebih sedikit hormon seks. Begitu perempuan mencapai menopause, indung telur akan berhenti bekerja satu tahun setelah periode menstruasi terakhir.

Saat transisi menopause, otak juga berubah. Bila produksi hormon seks berkurang, kadar estrogen dan progesteron akan berkurang juga. Hal ini berpengaruh pada fungsi otak karena estrogen dan progesteron berfungsi untuk melindungi otak. Protein terkait estrogen di otak terletak di daerah yang melibatkan pembelajaran dan memori seperti korteks prefrontal, hipokampus, dan amigdala. Hilangnya estrogen selama masa transisi menopause dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer dan demensia lainnya karena estrogen menjadi pengatur utama otak perempuan. Hal ini meliputi meningkatkan energi otak, mendukung kekebalan, dan mendorong pertumbuhan sel dan komunikasi. 

Studi menemukan perempuan usia 40-60 tahun yang berada pada masa transisi menopause mengalami tanda-tanda awal Alzheimer dibandingkan pria pada usia yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa menopause menjadi faktor terbesar terjadinya Alzheimer pada perempuan. Selain itu, pembedahan pengangkatan rahim atau indung telur karena alasan medis menyebabkan risiko mengidap Alzheimer lebih tinggi daripada siklus menopause normal.

Risiko Alzheimer Pada Pria

Estrogen terlibat dengan kesehatan tulang, produksi sel tubuh, kesuburan, dan fungsi hati serta otak. Pria dan perempuan sama-sama menghasilkan estrogen walaupun dengan jumlah berbeda. Pada pria, estrogen diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dan akan menurun saat mengalami andropause. Andropause biasanya terjadi pada usia 40 tahun ketika testis secara bertahap menghasilkan lebih sedikit testosterone atau hormon seks utama pada pria. Jumlah produksi estrogen pada pria dan perempuan berpengaruh pada perbedaan tingkat risiko Alzheimer.

Mengurangi Dampak Alzheimer Akibat Menopause

Perempuan yang memasuki masa menopause memiliki pilihan untuk mengonsumsi obat hormon untuk mengobati gejala menopause. Namun, pengobatan dengan mengonsumsi obat atau terapi hormon kemungkinan hanya mengurangi risiko demensia. Bahkan orang yang mengonsumsi obat estrogen pada nyatanya hanya memperburuk gejala Alzheimer.

Hingga saat ini memang belum ditemukan obat untuk penyakit Alzheimer. Namun dengan melakukan gaya hidup sehat seperti olahraga, konsumsi makanan sehat, tidur cukup, dan mengurangi stres risiko Alzheimer dapat menurun.

Penulis : Mufiidaanaiilaa Alifah S.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading