Penyebab Tidak Datang Bulan Selama 1 Bulan, Tidak Selalu Karena Hamil

Fimela.com, Jakarta Haid dialami setiap wanita secara rutin setiap sebulan sekali. Terjadinya haid terkadang diiringi dengan berbagai gejala seperti nyeri haid, kram di bagian perut serta moodswing atau kondisi mood yang berubah secara drastis.

Haid atau disebut juga dengan menstruasi berlangsung selama tiga sampai tujuh hari. Siklus haid sendiri terjadi setiap 21-35 hari dari haid sebelumnya. Namun bisa juga haid terjadi melebihi atau kurang dari siklus tersebut.

Namun bisa juga kamu mengalami terlambat datang bulan. Haid yang datang terlambat seringkali dianggap sebagai suatu tanda kehamilan. Apalagi jika terlambat sampai satu bulan. Namun sebenarnya terlambat datang bulan selama 1 bulan itu tidak selalu karena hamil. Lalu apa penyebab haid telat 1 bulan? Simak penjelasannya berikut ini.

TERKAIT: Inspirasi Penampilan Kebaya Kondangan Modern dari Ayu Dewi hingga Chelsea Islan

TERKAIT: 6 Cara Menghilangkan Karang Gigi Secara Alami dan Mudah

TERKAIT: Pesona Kebaya Dress: Inspirasi Penampilan Elegan ala Chelsea Islan hingga Laura Basuki di Acara Wisuda

TERKAIT: Shireen Sungkar hingga Munira Agile Menghadirkan Inspirasi Hijab untuk Nuansa Kulit Sawo Matang

TERKAIT: Langkah-langkah Efektif untuk Membuat Pasangan yang Merasa Bosan Kembali Jatuh Cinta

TERKAIT: 8 Cara Sederhana Menghibur Pacar yang Sedang Badmood

TERKAIT: Kolesterol Daging Kambing: Fakta Menarik yang Harus Diketahui

1. Efek Samping Alat Kontrasepsi

Salah satu efek samping menggunakan alat kontrasepsi adalah mengalami terlambat haid. Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) atau suntik KB yang bisa menyebabkan haid tidak teratur. Pil KB juga bisa menyebabkan keterlambatan haid.

2. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

Wanita dengan PCOS mungkin mengalami haid terlambat. Itu karena penderita PCOS sering memiliki folikel tambahan membuat siklus menstruasi menjadi lebih lama.

Selama siklus menstruasi yang normal, setiap ovarium mengembangkan kira-kira lima folikel. Folikel tersebut bersaing untuk menjadi dominan yang melepaskan sel telur matang saat ovulasi.

Kalau kamu memiliki PCOS, sel telur mungkin akan keluar terlambat. Tidak ada telur yang dilepaskan berarti tak menstruasi.

3. Stres

lelah bekerja — ilustrasi perempuan stres tertekan/Amnaj Khetsamtip/Shutterstock

Stres bisa memengaruhi fungsi kerja hipotalamus, yaitu bagian otak yang mengatur kadar hormon pengatur siklus haid. Saat mengalami stres berlebih, hormon yang terdapat di dalam tubuh pun bisa mengalami perubahan, sehingga memengaruhi siklus haid.

4. Masalah berat badan

[fimela] berat badan — Ilustrasi berat badan dan diet | unsplash.com/@yunmai

Penyebab telat haid lainnya bisa karena faktor berat badan. Turun atau penambahan berat badan bisa menyebabkan keterlambatan menstruasi. Terlalu kurus atau terlalu gemuk bisa membuat hipotalamus tidak bisa bekerja secara optimal.

5. Kelainan Hormon

Mengganggu Sistem Pencernaan — Ilustrasi Sakit Perut Credit: pexels.com/pixabay

Selain PCOS, ada beberapa kelainan hormon yang bisa membuat haid terlambat datang. Beberapa kondisi tersebut, meliputi penyakit endrokrin, gangguan tiroid, dan adenoma hipofisis. Kondisi-kondisi ini dapat membuat hormon di dalam tubuh menjadi tidak seimbang, sehingga ovulasi tidak bisa terjadi dengan baik.

Cara Mengatasi Tidak Datang Bulan Selama 1 Bulan

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi haid yang datang terlambat, yakni sebagai berikut:

Menghindari stres yang bisa memengaruhi haid, misal dengan berlibur atau konsultasi dengan terapis bila perlu.
Mengatur kembali pola makan untuk membantu menambah atau mengurangi berat badan serta mempertahankannya.
Membatasi aktivitas fisik yang terlalu berat, misal dengan berbicara kepada pelatih terkait pola latihan yang lebih aman atau mengikuti aturan yang tepat

Itulah beberapa penyebab tidak datang bulan selama 1 bulan. Sebisa mungkin hindari hal-hal yang bisa menyebabkan haid terlambat. Namun ingat juga bahwa haid yang terlambat bisa disebabkan karena kelainan hormon, jadi sebaiknya konsultasikan kepada dokter terkait hal ini.