Sukses

Health

Kaitan Kesehatan Pencernaan dengan Kecerdasan Otak

Fimela.com, Jakarta Kesehatan pencernaan memiliki kaitan erat dengan kecerdasan otak. Bagaimana hal tersebut terjadi? Seperti yang kita ketahui, otak memiliki peran penting dalam mengatur seluruh fungsi tubuh. Otak menjadi pusat kecerdasan dan kontrol atas perilaku atau gerakan seseorang. Dilansir dari National Library of Medicine, ketika makanan memasuki mulut dan melalui sistem pencernaan, hal ini akan mengirimkan banyak sinyal yang berinteraksi ke otak, berisi informasi sensorik, nutrisi, dan lainnya.

Pencernaan seringkali disebut sebagai otak kedua terutama pada anak, sebab pencernaan yang sehat dapat mempengaruhi perkembangan otak dan begitu juga sebaliknya. Keterkaitan keduanya, sistem komunikasi antara pencernaan dan otak dikenal dengan istilah gut-brain axis. Keduanya terhubung secara fisik dan biokimia dalam beberapa cara berbeda, serta saling mempengaruhi kesehatan satu sama lain.

Dalam sistem pencernaan, usus memiliki jaringan neuron yang luas yang mirip dengan otak dan terdapat mikrobioma rumit yang dapat menentukan kondisi mental serta kondisi neurologis seseorang. Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga kesehatan usus dan otak. Lantas, bagaimana hubungan antara kesehatan pencernaan dan kecerdasan seseorang?

Saling memengaruhi satu sama lain

Secara umum, saluran pencernaan mempengaruhi otak dalam hal mengatur perilaku, emosi, dan logika. Sedangkan otak mempengaruhi saluran pencernaan dalam hal penyerapan nutrisi yang dikonsumsi. Melalui gut-brain axis, saluran pencernaan akan mempengaruhi otak untuk memproduksi neurotansmiter yang berkaitan dengan hantaran pesan, yang salah satunya dapat mempengaruhi kecerdasan otak.

Dilansir dari bwshealth.com, hubungan antara otak dan usus atau kecerdasan seseorang dan saluran pencernaan melibatkan suatu saraf yang disebut saraf vagus. Saraf ini berfungsi sebagai saluran komunikasi antara sel-sel saraf pada sistem saraf usus dengan sistem saraf pusat. Kontributor signifikan terhadap komunikasi ini adalah bakteri-bakteri yang terdapat di usus. Mikroba ini menghasilkan beberapa neurotransmiter, sekaligus berperan dalam menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat.

Produksi neurotransmiter di usus

Selain diproduksi di otak, neurotransmiter juga diproduksi oleh sel-sel usus dan triliunan mikroba yang hidup di usus. Mikroba ini akan menghasilkan neurotransmiter yang disebut gamma-aminobutyric acid (GABA), yang membantu mengendalikan perasaan takut dan cemas. Triliunan mikroba yang hidup di usus juga menghasilkan bahan kimia lain yang dapat memengaruhi cara kerja otak seperti short-chain fatty acids (SCFA).

Singkatnya, otak membutuhkan energi agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Saluran cerna tidak hanya berfungsi menyerap zat gizi tetapi juga berkomunikasi dua arah dengan otak. Kaitan ini cukup kompleks karena melibatkan tiga sistem utama tubuh yaitu sistem saraf, sistem imun, dan sistem hormon. Oleh sebab itu, menjaga kesehatan sistem pencernaan akan sangat mempengaruhi kecerdasan seseorang.

 

Penulis: Maritza Samira.

#BreakingBoundariesNovember

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading