Sukses

Info

Libur Nataru Semakin Dekat, Inilah Rencana Aturan Perjalanan Libur Nataru Tahun Ini

Fimela.com, Jakarta Periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) akan memiliki aturan perjalanan baru. Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan (Menhub), menyatakan bahwa aturan perjalanan ini akan dirumuskan pekan ini.

"Jadi minggu ini kita akan rapat dengan Kapolri Kemenkes, Menteri Ketenagakerjaan, kita akan merumuskan bagaimana (aturan terkait) Nataru," kata Menhub Budi Karya.

Menurut pernyataan Budi, hasil rapat ini akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo untuk kemudian diputuskan bagaimana kebijakan akhir dari pengaturan Nataru.

"Jadi koordinator Menteri PMK (Muhadjir Effendy). Jadi kita akan ikut dengan apa yang diputuskan, apa yang diputuskan itu merupakan hasil dari kementerian dan presiden," ujarnya.

Pemerintah memiliki rencana kembali menerapkan pembatasan mobilitas dan pengetatan persyaratan jelang serta saat periode Nataru, tapi Budi berkata bahwa ia belum bisa memberikan banyak pernyataan terkait bagaimana skenarionya.

"Belum ada, sampai situ justru itu bagian dari yang akan kita diskusikan. Menteri PMK yang akan merumuskan itu semua, dari semua stakeholder," ucapnya.

Naik Pesawat Saat Libur Nataru Wajib PCR

Saat ini penumpang pesawat penerbangan tidak diwajibkan melakukan tes PCR. Mereka hanya diharuskan menyertakan negataif COVID-19 melalui tes Antigen.

Namun, terdapat indikasi bahwa akan ada kembali aturan wajib PCR bagi penumpang pesawat menjelang Nataru. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa ia telah melaporkannya kepada Presiden Joko Widodo.

"Saya bilang pak (Jokowi) kita nanti menjelang Natal dan Tahun Baru perlu kita pertimbangkan lagi (Wajib PCR)," ujarnya dalam Podcast Youtube Deddy Corbuzier, Rabu (10/11/2021)

Luhut menjelaskan bahwa pertimbangan untuk menerapkan kembali aturan wajib PCR bagi penumpang pesawat muncul karena kasus positif COVID-19 di momen perayaan Nataru berpotensi akan meningkat. Menyusul, proyeksi mobilitas masyarakat dalam jumlah besar untuk memanfaatkan Nataru.

"Kita lihat gini pergerakan mobilisasi masyarakat (Nataru) yang terlalu besar tanpa ada pemeriksaan, tanpa ada pengendalian itu sama saja bawa penyakit itu," jelas Luhut.

Luhut menambahkan, terlebih lagi sekarang di Malaysia telah ditemukan virus turunan dari varian delta yaitu Delta AY.4.2 atau Delta Plus. Ini merupakan virus mutasi anyar yang ditemukan pertama kali di Inggris.

"Kan banyak yang (datang) dari Malaysia orang Indonesia masuk kemarin-kemarin. Jadi makanya kita lebih bagus untuk hati-hati, sedikit lebih susah tapi aman," katanya.

*Penulis: Vania Ramadhani Salsabillah Wardhani.

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading