Sukses

Info

Kasus Covid-19 Meroket, Wacana Vaksin Booster untuk Syarat Perjalanan Sedang Dikaji

Fimela.com, Jakarta Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, tengah mengkaji vaksin booster sebagai syarat perjalanan kasus Covid-19 yang kembali meningkat sejak Juli 2022. Dikutip dari Liputan6.com, rencana inimucul sejak kasus Covid-19 kembali naik setelah masuknya subvarian Omicron, BA.4 dan BA.5. 

Pada acara Puncak Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Lagawi Fest 2022 di Lampung beberapa waktu lalu, Luhut menyatakan jika "Kalau angka ini masih terus juga naik belum terhenti, kita akan mungkin membuat persyaratan perjalanan harus booster. Ini demi kita semua," 

Luhut menyebutkan jika meskipun rasio okupansi tempat tidur perawatan pasien (bed occupancy ratio/ BOR)tergolong rendah, namun masyarakat diharapkan tetap waspada. Kasun melonjaknya varian baru Omicron terjadi di sejumlah negara seperti Amerika, Singapuram dan Malaysia.

 

Kasus meningkat di sejumlah negara

"Karena Amerika juga naik, hampir seluruh dunia sedang naik, Singapura yang dekat dengan kita naik sangat tinggi, Malaysia juga naik sangat tinggi. Jadi saya mohon kita semua harus disiplin," kata Luhut.

Imbauan vaksin booster

Lonjakan kasus yang terjadi membuat masyarakat perlu waspada. Menjaga imunitas tubuh sangat dibutuhkan, salah satunya dengan belum menerima vaksin booster untuk segera mendaftarkan diri. Pasalnya, booster diyakini mampu mengurangi dampak dari varian BA4 dan BA5.

"Presiden memerintahkan kita untuk tetap hati-hati. Jadi yang belum booster saya saranin booster. Booster ini telah dibuktikan dia akan banyak membantu untuk mengurangi pressure dari varian BA4 dan BA5 tadi," ungkapnya.

Varian yang lebih cepat menular

Meski kebal terhadap antibodi, Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan, vaksin yang beredar saat ini tetap efektif menangkal virus covid-19 varian baru.

“Saat ini, para ahli masih sepakat bahwa vaksin dinyatakan masih cukup efektif meningkatkan perlindungan dari beberapa varian baru,” ujar Wiku di Media Center Covid-19, Graha BNPB, Jakarta seperti yang dikutip dari Liputan6.com, Selasa (21/6/2022).

Wiku menambahkan, hasil studi menyebut tidak ditemukan adanya indikasi bahwa kedua subvarian Omicron menyebabkan gejala yang lebih parah. Peluang penularan pun bisa turun dengan vaksinasi Covid-19.

#Women for Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading