Sukses

Info

Jelang Natal dan Tahun Baru, Kemenkes Amati Pola Subvarian BN.1 yang Terdeteksi Masuk Indonesia

Fimela.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) sedang mengamati pola subvarian Omicron terbaru BN.1 yang terdeteksi masuk ke Indonesia. Pengamatan ini dilakukan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2023.

"Kita sudah melewati gelombang XBB dan BQ.1, tapi kami perhatikan, ada subvarian baru BN.1," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi dikutip dari liputan6.com.

Dilansir dari liputan6.com Nadia mengungkapkan bahwa untuk jumlah kasus Covid-19 varian BN.1 di Indonesia masih belum diketahui secara pasti jumlah kasus yang terjadi. Namun, dapat dipastikan bahwa varian tersebut sudah ditemukan di Indonesia.

Nadia juga menjelaskan Covid-19 subvarian Omicron ini telah ditambahkan dalam daftar varian virus corona yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat karena menyumbang empat persen kasus infeksi di negara tersebut.

"Kami sedang monitor varian baru yang sekarang ini, termasuk BN.1, sebab di beberapa negara juga sudah dilaporkan, tapi dia belum mengalami tren peningkatan kasus," kata Nadia dikutip dari liputan6.com.

 

 

Terdeteksi di Lebih Dari 30 Negara

Subvarian terbaru dari Omicron ini tidak hanya terdeteksi di Amerika Serikat, melainkan terdeteksi juga di lebih dari 30 negara lainnya termasuk  Australia, Inggris, India, hingga Austria. 

Penemuan kasus varian BN.1 yang terdeteksi di Amerika Serikat terjadi pada Oktober 2022. Dalam kasus ini terjdi pada 1 dari 100 kasus Covid-19 yang ada di negara tersebut, kemudian pada November menjadi 1 dari 20 kasus. Hal tersebut menandakan bahwa subvarian dari Omicron memiliki pertumbuhan. Perlu diketahui bahwa sebagian besar temuan ini terjadi pada pertengahan tahun 2022.

Sejumlah pakar menyebutkan bahwa BN.1 memiliki sifat yang dapat mengelabui sistem imun tubuh atau menyelinap masuk meski orang memiliki kekebalan terhadap Covid-19. Adapun, prediksi dari alat yang dirancang oleh Bloom Lab Pusat Kanker Fred Hutchinson menunjukkan beberapa strain BN.1 membawa mutasi yang dapat "menyelinap dari kekebalan yang tinggi".

 

 

Fakta Subvarian BN.1

Melansir dari liputan6.com berikut beberapa fakta menarik mengenai subvarian dari Omicron, BN.1.

1. Ditambahkan ke Daftar Virus CDCS

ubvarian BN.1 telah ditambahkan ke dalam daftar varian Virus Corona yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Hal ini dilakukan karena menyumbang empat persen kasus infeksi di negara tersebut.

2. Terdeteksi di Lebih dari 30 Negara

Selain Amerika Serikat, Omicron BN.1 juga terdeteksi di lebih dari 30 negara lainnya, termasuk Australia, Inggris, India, hingga Austria.

3. Rata-Rata Bertahan Tiga Bulan

Nadia mengungkapkan bahwa virus dapat bertahan rata-rata selama tiga bulan hingga mencapai pada puncaknya, kasus akan menurun.

4. Memiliki Keunggulan Evolusioner

Varian BN.1 dapat menyebabkan kenaikan kasus yang cepat, ini menunjukkan bahwa varian tersebut memiliki keunggulan evolusioner dibandingkan dengan strain lain yang bersirkulasi.

5. Belum Terbukti Tingkatkan Rawat Inap dan Kematian

Meski kebal, tapi belum ada bukti bahwa BN.1 lebih mungkin menyebabkan rawat inap atau kematian.

6. Sebagian Besar Kasus Muncul Pada Pertengahan Tahun

Sebagian besar temuan varian BN.1 diterjadi pada pertengahan tahun 2022. Virus ini telah menyebar ke lebih dari 30 negara, seperti Amerika, Australia, Inggris, India, hingga Austria.

7. Lebih Baik dalam Menghindari Antibodi

Laboratorium Bloom Pusat Kanker Fred Hutchinson di Seattle, Washington, memperingatkan subvarian baru kemungkinan lebih baik dalam menghindari antibodi. Namun, belum ada bukti mengenai varian ini yang dapat menyebabkan penyakit serius, rawat inap, hingga kematian.

 

Penulis: Angela Marici

#Women for Women

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading