Sukses

Lifestyle

Seksualitas Istri Dalam Masa Babylonia

Alasan mengapa saat ini begitu banyak gerakan feminisme bisa jadi disebabkan oleh keadaan di masa lalu yang lebih banyak memperbudak kaum wanita. Lalu bagaimana peran wanita sebagai istri dalam masa Babylonia?

Para istri di Babylonia mungkin bisa dianggap sebagai barang, tapi seksualitas mereka hanyalah milik suami saja. Menjadi seorang ibu bagi seorang istri adalah hal yang wajar,sedangkan peran ayah sendiri justru dilihat sebagai hal yang tidak umum.

Ada sebuah contoh kasus dimana ada anak lahir di luar pernikahan. Keputusan untuk mengangkat anak (dari hasil perzinaan istri) tersebut sebagai bagian dari keluarga tergantung pada suami. Di dalam laman womenintheancientworld.com tertulis bahwa definsi zina di Babylonia adalah hubungan seks antara wanita yang sudah menikah dengan pria selain suaminya.

Dari situ juga kita bisa berasumsi bahwa suami yang berzina tidak dinggap berdosa. Di pihak lain, apabila ada tanda sekecil apapun yang mengindikasikan hubungan zina seorang istri maka wanita tersebut dan selingkuhannya akan diikat bersama, ditarik, lalu dijatuhkan ke dalam air hingga tenggelam.

Istri yang berhasil bertahan dianggap tidak bersalah dan yang mati tenggelam adalah bersalah dan pantas mendapat hukuman dari para dewa. Namun bisa jadi sang istri memang bisa berenang (tapi benar telah berzina) dan selamat bukan karena kehendak dewa. Di masa itu tidak banyak orang yang bisa berenang, jadi kejadian tersebut akan dianggap selesai dan tidak perlu dipermasalahkan lagi.

Oleh: Hening

(vem/rsk)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading