Sukses

Lifestyle

Ini Kisahku, Seorang Anak Pembantu yang Bisa Membangun Perusahaan Sendiri

Fimela.com, Jakarta Setiap perempuan punya kekuatan untuk mengatasi setiap hambatan dan tantangan yang ada. Bahkan dalam setiap pilihan yang dibuat, perempuan bisa menjadi sosok yang istimewa. Perempuan memiliki hak menyuarakan keberaniannya memperjuangkan sesuatu yang lebih baik untuk dirinya dan juga bermanfaat bagi orang lain. Seperti tulisan dari Sahabat Fimela yang disertakan dalam Lomba My Voice Matters: Setiap Perempuan adalah Agen Perubahan ini.

***

Oleh: Isna - Tangerang Selatan

Perkenalkan, namaku Isna. Aku adalah seorang pengusaha muda yang mendirikan perusahaan sendiri dengan modal nekat. Iya nekat karena tanpa modal apapun aku berani resign dari kantor yang sudah seperti keluarga sendiri.

Sebelumnya aku akan ceritakan tentang diriku, aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara, kakakku laki-laki dan adikku perempuan. Sejak kecil hidupku sangat prihatin dan penuh dengan keterbatasan. Karena ibuku adalah seorang single parent, ayahku menikah lagi dengan wanita lain, dan ayah tidak pernah memberikan nafkah kami dengan cukup.

Ibu bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah perumahan. Aku ingat sekali ketika aku sekolah, aku selalu menunggak biaya sekolah hingga satu tahun sejak aku kelas 4 SD hingga aku naik kelas 5 SD, aku terancam dikeluarkan dari sekolah karena ibuku tidak mampu membayar tunggakan uang sekolahku. Tapi aku berikipir keras bagaimana caranya aku bisa membantu Ibu ku membayar tunggakan SPP. Akhirnya aku memutuskan untuk bekerja sebagai pembantu waktu itu usiaku 10 tahun kelas 5 SD. Ya, aku meminta izin kepada ibuku bahwa aku ingin bekerja sebagai pembantu rumah tangga agar aku bisa membantu membayar uang sekolahku, dengan berat hati ibuku mengizinkan aku untuk bekerja sebagai pembantu.

Aku ingat sekali waktu itu aku diberi upah per bulan Rp125.000 itu sangat besar menurutku karena uang SPP-ku hanya Rp20.000 saja perbulan. Hanya dengan satu bulan gaji aku bisa mencicil uang sekolahku. Tidak hanya di situ saja, aku pun berjualan di sekolah, aku berjualan es mambo, jual nasi uduk, jual gorengan, dan apa saja yang bisa aku jual.

Aku tidak pernah malu dengan apapun yang aku lakukan asal aku bisa membantu ekonomi ibuku. Ayah tidak pernah peduli terhadap kami, kami tinggal di rumah petak dengan ukuran 3x3 meter yang kumuh dan sering banjir jika hujan lebat. Ketika kami dalam kesulitan, tidak ada bantuan dari ayah maupun dari keluarga ayah. Hanya tetangga-tetangga sekitar kami saja yang kadang kala memberikan kami makanan, maupun nasi sisaan mereka jual. Aku tidak pernah menolak apapun pemberian dari tetangga karena kami selalu bersyukur atas apa yang orang lain beri kepada kami. Aku semakin senang bekerja sebagai pembantu rumah tangga hingga akhirnya aku bisa lulus SMK dengan uang hasil kerjaku sendiri. Kebanyakan seusiaku mereka lebih senang bermain dan bersenang-senang, tapi aku tidak, aku habiskan waktuku untuk bekerja dan bersekolah karena jika aku tidak bekerja aku tidak bisa bersekolah.

 

 

Saat SMK aku mengambil jurusan bidang Perhotelan, gambaranku saat itu adalah agar aku bisa bekerja setelah lulus SMK. Dan alhamdulillah aku lulus dengan predikat siswi terbaik hingga beberapa perusahaan memanggil aku untuk bekerja di perusahaannya. Akhirnya ada satu perusahaan yang menerimaku bekerja yaitu sebuah dealer mobil ternama di Jakarta Barat. Waktu itu aku sangat bersyukur karena saat itu ijazah ku belum keluar tapi aku sudah diterima kerja di perusahaan itu.

Sayangnya tidak semudah itu aku bekerja di sana, banyak senior yang sering mem-bully aku hingga aku merasa didiskriminasi di perusahaan itu. Ketika aku bekerja ada beberapa pelanggan yang sedang memperbaiki mobilnya di dealer tempat aku bekerja menawarkan aku pekerjaan awalnya aku tidak ingin pindah dari perusahaan itu tapi karena aku sering diejek hingga aku tidak tahan dengan semua sikap senior aku. Akhirnya hanya sembilan bulan aku bertahan di perusahaan itu. Aku pun resign dan aku menerima tawaran pekerjaan dari seorang CEO perusahaan kontraktor sebagai sekretaris.

Saat itu bayanganku adalah aku bangga menjadi seorang sekretaris karena aku yang tidak punya pengalaman sebagai sekretaris aku langsung diterima menjadi seorang sekretaris. Pikirku, wah pasti gajinya besar, kerjaannya lebih nyaman dari sekarang. Dan ternyata semua yang aku bayangkan itu tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya.

Ketika aku sudah bekerja di perusahaan baru, di dalam kantor itu tidak ada karyawan di sana. Yang ada hanya seorang kurir dan satu orang wanita sebagai resepsionis. Usut punya usut perusahaan itu sebentar lagi akan bangkrut. Seminggu aku bekerja aku masih bertahan dan aku akan lihat kemajuan dari perusahaan itu, suatu hari aku dipanggil oleh CEO itu masuk ke dalam ruangannya. Aku pikir aku akan diberikan pekerjaan, tapi ternyata dugaanku salah. CEO itu hampir saja mencium aku. Ya Tuhan, aku tidak sangka apa yang baru saja aku alami. Aku tidak terima dengan perlakuannya saat itu aku langsung pergi dari kantor iu dan aku tidak mau kembali lagi diperusahaan itu.

 

Lalu aku sempat berbohong kepada ibuku padahal aku sudah tidak bekerja lagi, tapi aku izin berangkat kerja di sepanjang perjalanan aku merenung dan menyesal karena aku sudah keluar dari dealer mobil aku hanya bisa menangis dan meratapi nasib aku. Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan. Tiba-tiba aku ingat ada salah satu pelanggan yang biasa datang ke dealer mobil itu pernah menawarkan aku pekerjaan. Akhirnya aku hubungi bapak itu. Aku memohon kepadanya untuk meminta pekerjaan, berapapun gajinya akan aku terima asalkan aku bisa bekerja di perusahaan itu.

Singkat cerita aku diterima di perusahaan itu, dan perusahaan itu adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produk kerajinan yang diekspor ke negara-negara di Eropa. Tapi atasanku saat itu ingin membuka divisi baru yaitu ingin menjual produk ke hotel-hotel di Indonesia.

Karena aku lulusan sekolah perhotelan sedikit banyak aku tahu tentang produk hotel dan aku tahu apa saja produk yang bisa dijual ke hotel. Saat itu atasanku pun masih awam dengan produk hotel, beberapa produk aku yang memberitahu fungsi-fungsi produk hotel itu apa saja sehingga bisa menawarkan ke hotel. Karena sejak kecil aku terbiasa berjualan, maka bakat itu terasah hingga aku dewasa.

Aku bekerja di perusahaan itu mulai dari nol, mulai dari orang hotel tidak mengenal perusahaan itu sampai akhirnya semua hotel di seluruh Indonesia tahu dengan perusahaan itu. Kurang lebih tujuh tahun aku bekerja di perusahaan itu. Tapi dari perjalanan aku bekerja di perusahaan itu tidak semulus apa yang orang lain lihat. Ada saja orang-orang di belakang aku yang tidak suka dengan hasil kerja aku, mereka memfitnah aku dengan segala macam rupa agar aku tidak bertahan di perusahaan itu. Hingga akhirnya atasan aku tidak percaya lagi dengan hasil kerjaku.

Baiklah tidak apa-apa aku hanya bisa pasrah dan akhirnya aku resign dari perusahaan itu, perusahaan yang sudah tujuh tahun membuat aku belajar, belajar bagaimana menjadi marketing yang handal, belajar mengenai problem solving dalam setiap masalah, belajar tentang produksi kerajinan tangan, dan belajar berbagai hal.

 

Ketika aku resign aku berkeinginan untuk melamar pekerjaan lain di bidang yang sama, tapi suami aku memberikan support agar aku bisa membangun perusahaan sendiri di bidang yang sama dengan perusahaan tempat aku bekerja dulu. Tapi kami terkendala dengan modal, ya karena aku tidak memiliki modal apapun, bonus aku bekerja saja tidak dikeluarkan oleh atasanku itu karena fitnah yang keji dari temanku sekantor dulu.

Dengan berbagai pengalaman yang aku dapatkan di perusahaan yang dulu, aku niatkan hati aku untuk membuka perusahaan sendiri kecil-kecilan, aku mulai membuat proposal untuk aku ajukan ke hotel-hotel kecil saat itu targetku hanya hotel bintang dua sampai hotel bintang 3 saja. Aku mulai dengan memperkenalkan diriku dan mempresentasikan produk yang aku punya. Dan alhamdulillah ternyata di lapangan aku mendapat sambutan baik dari manager-manager hotel. Hingga akhirnya perusahaanku banyak dikenal oleh hotel di seluruh Indonesia. Bukan hanya hotel bintang 2 dan bintang 3 saja, tapi aku sudah masuk ke hotel mewah di Jakarta hotel bintang 5. Alhamdulillah ini adalah pencapaian yang luar biasa.

Aku memulainya di tahun 2017 dan saat ini sudah semakin banyak hotel yang tahu tentang perusahaan aku. Perlu diingat bahwa aku tidak membawa atribut apapun tentang perusahaanku yang lama, karena aku tidak mau dituduh plagiat atau dituduh mengambil pelanggan dia. Tapi aku berusaha mencari sendiri pelanggan dan aku buktikan bahwa aku bisa. Dan aku percaya jika orang baik maka Tuhan akan berikan rezeki yang baik.

Satu hal yang dapat aku sampaikan adalah jika kita ingin menjadi orang sukses maka dahulukan kepentingan Ibumu. Maka insya allah rezekimu akan seperti raja. Karena sejak kecil aku selalu niat membantu ekonomi ibuku dan aku selalu tidak mau membuat ibuku kesusahan maupun bersedih, ketika aku sulit cukuplah aku saja yang mengetahui kesulitan itu aku hanya ingin melihat ibuku tersenyum dan bahagia melihat kesuksesan aku.

Cukuplah ibu menderita dan kecewa karena ayah yang menikah lagi dan tidak pernah menafkahi kami. Maka aku selalu berusaha sebaik mungkin untuk membahagiakan ibuku. Dan alhamdulillah kini aku telah memiliki perusahaan sendiri, aku pun sudah memenuhi janjiku kepada ibu untuk membangun rumah di kampung ibu. Bahagiaku adalah ketika ibu pun bahagia. Tidak ada gunanya mencari harta berlimpah jika ibumu tidak bahagia. Maka bahagiakan ibumu selagi masih ada.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading