Sukses

Lifestyle

Tips Bercinta: Dipersiapkan vs Spontan, Hot Mana?

Next

Seks yang terencana selalu membosankan? No. Faktanya, seks yang dipersiapkan bisa menghadirkan sensasi yang membuat kamu ingin mengulang momen mesra itu lagi, lagi, dan...lagi! Pernah mendengar istilah catch-up sex? Untukmu yang tinggal berjauhan dengan pasangan, atau yang tiap harinya punya kegiatan superpadat, pasti kerap menerapkannya. Seks model ini juga dilakukan pasangan-pasangan yang sudah hidup bersama untuk waktu lama. Apa bedanya dengan aktivitas seks biasa?

Konsep catch-up sex sebenarnya sangat simpel, having intense and long-winded sex after a time of abstinence! Yap, “lembur” di ranjang setelah vakum berhubungan intim. Ibaratnya, “membayar lunas” tiap kesempatan bermesraan yang terbuang sekaligus menghindari kejenuhan dari yang namanya rutinitas seks. Catch-up sex jelas dilakukan bukan tanpa alasan, bisa karena masih dalam masa penyembuhan luka operasi, baru saja melahirkan, tidur satu ranjang dengan anak, perselisihan intern (yang tak jarang dalam waktu cukup lama), atau times when one of you wants it but the other doesn’t.

“Istilah catch-up sex memang kurang familiar, tapi aku pun merencanakan kapan akan berhubungan intim dengan pasangan. Mirip seperti tarik ulur mungkin ya, ada saatnya intim banget dan ada masanya menjauh,” kata Indri (31, pengajar).

Melodi (27, pengusaha) menjadwalkan hubungan intim maksimal dua kali dalam sebulan. Kesibukannya mengurusi bisnis pribadi dan anak, juga kesibukan sang suami yang kerap bertugas ke luar kota membuat mereka membuat sebuah kesepakatan. “Kami menganggap seks sebagai sesuatu yang berharga karena sebenarnya memang tak ada waktu banyak untuk melakukannya. Akhirnya, kami sepakat membuat jadwal khusus yang kami sebut sebagai ‘bulan madu ke sekian’. Dari hotel ke hotel, kota ke kota,kami lewatkan hari spesial kami. Ngapain aja, rahasia! Hehehe,” kata ibu dua anak itu.

Next

 

Karena dalam praktiknya catch-up sex dilakukan dengan totalitas waktu dan eksplorasi penuh, penting menyiapkan waktu, tempat, dan suasana yang ingin dibangun. Kamu dan pasangan perlu memilih waktu terbaik, plus merencanakan “kegiatan” dengan matang. Just make sure, tentunya juga punya banyak energi untuk “bekerja keras” berjam-jam, ya! “Sempatkan juga bicara tentang kebutuhan dan keinginan masing-masing untuk mencapai klimaks bersama,” saran seksolog Mulyadi Tedjapranata dari Medizone Clinic.

“Aku sering memakai waktu di sela jam sekolah anak. Dari pagi sampai sore mengurung diri di kamar. Tiap momen jangan lupa selipkan eksplorasi baru. Kalau tak salah, pernah baca kata Zoya Amirin tentang mengomunikasikan gaya bercinta favorit untuk mempertahankan gairah, dan itu benar,” Ika (34, perias) berbagi pengalaman.

Lalu, bagaimana dengan pasangan yang tak terbiasa melakukan perencanaan? “Aku, misalnya, selalu melakukan hubungan intim saat menginginkannya. Kalau bosan ya berhenti, tapi ketika melakukannya lagi ya tetap saja spontan, sesuka hati,” ungkap Kiki (27, ibu rumah tangga). Sebenarnya, inti dari catch up sex adalah “saat yang tepat” itu sendiri. Kapan? Yaitu ketika kamu dan pasangan sepakat meluangkan waktu berdua karena ada kemauan, bukan karena rutinitas. Nah, kesepakatan itu sendiri adalah bagian dari perencanaan sederhana, tanpa kamu sadari. Atau, saat tiba-tiba ingin bercinta dan kamu mendahuluinya dengan dinner romantis untuk membangkitkan mood, itu juga bagian dari perencanaan menuju ke sesi intim.

Percaya deh, catch up sex bahkan bisa memberikan sensasi lebih daripada make up sex. Bagaimana tidak, semua yang menyenangkan itu dilakukan saat kamu dan pasangan sama-sama ingin sekali bercinta, suasana mendukung, nyaman karena tak diburu waktu, ditambah beberapa babak bisa dilakukan sekaligus untuk menebus hasrat terpendam!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading