Sukses

Lifestyle

Kisah Inspirasi Sarmi, Sang Tunanetra Penjual Daun Cengkeh

Manusia memang lahir dengan jalan hidup yang berbeda. Ada yang lahir dengan tubuh sempurna, ada yang tidak. Namun manusia mempunyai pilihan untuk terus berjuang atau menyerah begitu saja. Pilihan ini yang nantinya akan mengubah hidup manusia itu sendiri.

Kisah-kisah perjuangan seorang manusia memang selalu menarik. Salah satunya kisah seorang tunanetra bernama Sarmi di Banyumas. Sarmi lahir dengan keadaan tubuh yang normal dan sempurna, namun suatu hari dia jatuh sakit hingga mempengaruhi penglihatannya. Hal itu terus berlanjut hingga sekarang, Sarmi yang saat ini berusia 35 tahun harus berjuang hidup dengan pandangannya yang terbatas.

Sarmi tinggal di sebuah gubuk kecil dari anyaman bambu di Grumbul Karangdadap RT 008/ RW 02 Desa Watuagung Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas. Rumahnya memang hanya terdiri dari dua bagian saja, meskipun begitu ini sudah cukup untuk menampung dia dan anak semata wayangnya berteduh dari hujan dan terpaan angin.

Bagian depan, biasanya menjadi tempatnya bercengkrama dengan anak semata wayangnya. Sedangkan bagian belakang, digunakannya untuk dapur sekaligus tempat tidur. Rumah kecil ini dibangun dari hasil gotong royong warga sekitar di tahun 2000-an seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (17/10). Jangankan sebuah televisi, rumah sederhana ini tidak mempunyai kamar mandi sehingga mereka harus menumpang tetangga jika ingin mandi atau buang air.

Kemiskinan memang salah satu masalah yang selalu menghampiri Sarmi. Sejak kecil dia tidak pernah mengenyam bangku sekolah karena orang tuanya yang tidak mampu menyekolahkannya. Dalam keterbatasannya, Sarmi pantang menyerah. Dia melakukan segala hal sendirian dan berusaha tanpa bantuan orang lain.

Dia melakukan segala macam aktivitas sendiri, mulai pekerjaan rumah tangga hingga mencari uang. Sudah sejak lama, Sarmi bekerja menjadi pencari daun cengkeh atau kleyang. Dalam sehari, dia mengaku mencari daun cengkeh untuk dijual ke pengepul di dekat rumahnya. Penghasilannya memang tidak banyak, dia mendapatkan upah Rp. 4.500 setiap harinya untuk 3 kg daun cengkeh. Uang yang didapatkan memang tidak mampu menutupi biaya hidup yang semakin tinggi, namun Sarmi beruntung karena dikelilingi oleh banyak orang baik yang membantunya.

Kisah Sarmi memberikan pelajaran berharga bagi kita untuk selalu bersyukur terhadap apa yang kita punya. Sarmi juga sosok inspiratif yang mengajarkan kita untuk tidak menyerah kepada keadaan.

 

(vem/sir)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading