Sukses

Lifestyle

Apakah Anda Bersama Pasangan Yang Tepat?

Pada saat menghadapi masalah dalam hubungan romantis, tidak jarang muncul perasaan ragu pada pasangan dan hubungan yang sedang Anda jalani. Pertanyaan tersebut bergaung makin kencang terutama saat ekspektasi terhadap hubungan yang ideal belum tercapai, misalnya pasangan tidak seromantis pacar teman, pasangan tidak dapat memahami keinginan Anda, dan lain sebagainya. Perasaan ini seringkali membuat kita bimbang untuk melanjutkan atau  memutuskan hubungan.

 

“Jika begitu ya jalani saja atau menikah saja langsung biar bimbangnya hilang.”

 

Tunggu dulu, pertanyaan ini tidak hilang begitu saja hanya dengan menikah dan menjadikan pasangan Anda sebagai pasangan yang diikat resmi. Pertanyaan ini justru makin parah ketika banyak masalah-masalah rumah tangga yang harus kalian hadapi nantinya, seperti mengurus anak dan masalah finansial. Bahkan, menurut data BKKBN tahun 2010, 70% perceraian di Indonesia adalah gugat cerai dengan alasan tidak cocok. Hal ini membuktikan bahwa ketika menikah dan menjalin hubungan lama akan membuat pasangan semerta-merta cocok.

Semakin takut? Tenang, jika Anda sedang menjalin hubungan (baik masih dalam tahap pacaran, tunangan, maupun sudah menikah) dan sedang mempertanyakan pertanyaan tersebut, saya punya empat hal yang harus Anda sadari sebelum Anda berkata bahwa Anda terjebak dalam pasangan dan hubungan yang salah.

 

(vem/setipe/yel)

Saya atau kamu?

Sekarang saya balik pertanyaannya, “Apakah pasangan Anda bersama pasangan yang tepat?”

Banyak pasangan yang memutuskan hubungan karena merasa pasangannya tidak memenuhi hubungan yang ia dambakan. Padahal, hubungan itu bukan hanya masalah mencari pasangan yang tepat, tetapi bagaimana kita bisa menjadi pasangan yang tepat itu sendiri. Kita memiliki tanggung jawab pribadi untuk mewujudkan hubungan yang kita inginkan. Untuk itu, ada baiknya untuk memulai mengenali kebutuhan Anda dan pasangan Anda.

Sebelum Anda menuntut, ada baiknya Anda melakukan refleksi diri mengenai seberapa jauh usaha Anda untuk membuat hubungan ini berjalan dan sejauh mana pasangan telah Anda bahagiakan. Jangan menuntut pasangan untuk setia jika Anda masih suka belanja dengan orang lain. See? Dengan membalik pertanyaan, Anda bisa melakukan perubahan mulai dari diri Anda sendiri.

Saya, kamu, atau kita?

Mari saya bahwa Anda ke level pemahaman yang lebih tinggi lagi; kita.

Perasaan ‘saya cinta Anda’ dan ‘Anda cinta saya’ tidak cukup untuk mempertahankan hubungan, diperlukan juga ‘kita mencintai hubungan kita’. Menurut studi dari University of California, pasangan yang menggunakan kata ‘kita’ pada saat menghadapi masalah lebih mampu untuk menyelesaikan argumen dan puas dengan hubungannya dibandingkan pasangan yang menggunakan kata ‘saya’ dan ‘Anda’.

Dengan menggunakan kata ‘kita’, Anda mengajak pasangan Anda untuk sama-sama memikirkan solusi dengan mempertimbangkan plus minus yang akan kalian dapatkan (Ingat! Ini bukan tentang Anda atau dia lagi). Dengan perasaan bahwa dirinya terlibat dalam keputusan, baik Anda maupun pasangan Anda dapat merasakan dorongan untuk maju bersama. Sebelum Anda berkata tidak cocok, tanyalah diri Anda seberapa sering Anda telah melibatkan ‘kita’ dalam keputusan dalam hubungan.

Salah pasangan saya atau salah teman-teman saya?

Bukan, ini salah ekspektasi Anda.

Apakah Anda memiliki ekspektasi bahwa pasangan Anda:

  • Selalu sependapat dengan Anda
  • Dapat membaca pikiran Anda
  • Tidak akan berubah apapun yang terjadi
  • Selalu ada saat dibutuhkan

Ya, saya juga ingin sekali memiliki pasangan seperti ini. Sayangnya kita hidup di dunia nyata; dunia dengan penuh pertimbangan, dunia tanpa alat pembaca pikiran, dunia yang dinamis, dan dunia dimana kita tidak bisa membelah diri layaknya protozoa. Dengan berat hati saya katakan bahwa ekspektasi Anda itu sangat sedikit kemungkinan, bahkan nyaris tidak mungkin tercapai.

Yang harus Anda mengerti disini adalah tidak begitu penting apakah pasangan telah mencapai kriteria yang ideal seperti yang kita dambakan, apalagi ketika kriteria itu layaknya kejatuhan durian berkulit emas. Yang terpenting adalah bagaimana kita dapat menetapkan standar kita berdasarkan apa yang kita benar-benar butuhkan (misalnya kita sangat membutuhkan pasangan yang dapat menjaga rahasia) dan benar-benar tidak bisa kita toleransi (misalnya kita tidak mau pasangan yang kriminal). Dengan memiliki standar tersebut, Anda lebih mudah untuk mengetahui apakah pasangan Anda saat ini adalah pasangan yang benar-benar Anda butuhkan.

Terkadang ini bisa saja juga salah pasanganmu

Jangan senang dulu, tidak serta merta Anda bisa bilang ‘ya, dia yang salah’

Menurut saya, Anda bersama dengan pasangan yang tidak tepat apabila dengan segala usaha dan ketiga poin di atas telah Anda terapkan, Anda masih mengalami hubungan yang tidak memuaskan. Hal ini bisa terjadi ketika pasangan Anda tidak mampu untuk membagi dunianya untuk Anda. Akibatnya, terjadi perbedaan pemahaman serta nilai-nilai dan tujuan yang kalian ingin bawa dalam hubungan tidak sejalan. Biasanya alasan tidak cocok disinilah yang mengarahkan kalian pada perpisahan.

Lebih jauh lagi, salah satu alasan mengapa Anda masih mengalami hubungan yang tidak memuaskan dan memilih pasangan yang tidak tepat bisa jadi karena Anda tidak mengetahui siapa diri Anda dan apa yang Anda inginkan dalam hubungan. Ketika Anda saja tidak mengetahuinya, hampir tidak mungkin untuk menemukan pasangan yang mampu untuk mengerti diri Anda dan memenuhi kebutuhan Anda.
 
Menjawab pertanyaan ‘apakah pasangan telah tepat’ memang tidak mudah. Terkadang, kita malah terjebak oleh keputusan mengakhiri hubungan sebelum mengenali apa yang sebenarnya kita pertanyakan ata pun hal-hal yang membantu kita menjawab pertanyaan. Karena itu, saya berharap dengan mengenali empat hal tersebut Anda dapat mengambil keputusan dengan bijak.
 
Selamat menjawab!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading