Sukses

Lifestyle

Menurut Penelitian Ini, Pria Merasa Stres jika Penghasilan Istri Lebih Tinggi

Fimela.com, Jakarta Setelah menikah, ada banyak hal baru yang perlu dikompromikan. Banyak hal yang perlu disesuaikan satu sama lain. Bahkan berbagai perkara perlu dibicarakan bersama, termasuk perkara uang.

Tak sedikit pasangan suami istri yang bertengkar atau mengalami konflik karena perkara uang. Persoalan gaji atau penghasilan pun bisa memicu pertengkaran hebat. Seperti ketika penghasilan istri lebih tinggi daripada penghasilan suami, kadang ada hal-hal yang memicu konflik baru.

Pria Bisa Merasa Stres saat Penghasilan Istrinya Lebih Tinggi Darinya

Ada sebuah penelitian menarik. Dalam penelitian "Spousal Relative Income and Male Psychological Distress" yang dipuplikasikan di journals.sagepub.com, ditemukan bahwa pria bisa merasa stres saat penghasilan istrinya lebih tinggi. Menggunakan set data Panel Study of Income Dynamics 2001-2015 (6.035 rumah tangga, 19.688 observasi), penelitian ini mengambil pendekatan baru untuk menyelidiki hubungan antara pendapatan rata-rata istri dan tekanan psikologis suami.

Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa pria merasa stres, tak hanya saat mereka adalah pencari nafkah di rumah tangga, tapi juga ketika sang istri memberi kontribusi penghasilan lebih dari 40% penghasilan keluarga. Gagasan budaya tentang maskulinitas yang berkaitan dengan pencari nafkah utama menjadi alasan utama situasi ini, meski bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi.

Namun, menariknya hubungan antara pendapatan rata-rata istri dan tekanan psikologis suami tidak ditemukan pada pasangan yang pihak istrinya memiliki penghasilan yang lebih tinggi daripada suami pada awal pernikahan. Hal ini ini menunjukkan pentingnya seleksi perkawinan. Jadi, ketika pria sudah tahu istrinya punya penghasilan lebih tinggi sebelum menikah, maka pria tidak akan rentan mengalami kesenjangan penghasilan saat menikahinya.

Maskulinitas dan Ketimpangan Wewenang

Joanna Syrda, dosen di Business Economics, University of Bath yang membuat penelitian tersebut memaparkan bahwa pria lebih bahagia saat dia dan pasangan sama-sama memberi kontribusi finansial, tapi tetap lebih ingin menjadi pencari nafkah utama. Pria akan merasa lebih tenang bila istrinya atau pasangannya punya penghasilan tidak melebihi 40% penghasilan keluarga.

Hasil penelitian diambil berdasarkan analisis terhadap lebih dari 6.000 pasangan suami istri atau pasangan yang tinggal serumah dalam periode lebih dari 15 tahun. Level stres dihitung berdasarkan perasaan sedih, gugup, gelisah, kehilangan harapan, merasa tidak berguna, atau upaya memenuhi kebutuhan harian.

Memang ada banyak faktor yang menyebabkan pria merasa tertekan saat penghasilan istri lebih besar dari penghasilannya. Maskulinitas dan ketimpangan wewenang bisa sangat memengaruhi kondisi seorang pria ketika menghadapi penghasilan istri yang lebih besar.

Apakah Sahabat Fimela di sini ada yang punya pengalaman memiliki penghasilan yang lebih tinggi dari suami? Apakah ada konflik yang muncul karena hal tersebut? Atau malah ada banyak kemudahan yang didapatkan?

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading