Tingkatkan Kepedulian terhadap Kekerasan Seksual, Shoes Art Installation Tour Diadakan Virtual

Fimela.com, Jakarta Meski di tengah pandemi Corona, The Body Shop Indonesia tetap mengadakan Shoes Art Installation Tour: Semua Peduli, Semua Terlindungi Sahkan RUU PKS #TBSFightForSisterhood. Namun, tur kali ini diadakan secara virtual demi menghindari kerumunan, membatasi mobilisasi dan interaksi di tengah pandemi Corona. 

Meski diadakan secara virtual, hal ini tidak mengurangi semangat the Body Shop Indonesia dalam menyediakan ruang edukasi mengenai isu kekerasan seksual di Indonesia. Pihak mereka berharap, tur ini bisa meningkatkan kepedulian publik terhadap isu kekerasan seksual dan semakin banyak pihak yang turut terlibat dalam pengesahan RUU PKS. 

Tur virtual ini terdiri dari 3 area instalasi tanpa harus membuatmu keluar rumah. Cukup dengan menggunakan ponsel atau laptop, kamu bisa mengunjungi instalasi ini. Kamu bisa mengaksesnya secara gratis tanpa batas waktu. 

“Fitur tur virtual ini dikemas dengan pandangan 360°. Publik bisa menikmati tur seperti layaknya datang langsung ke instalasi seni, namun yang ini lebih spesial karena bisa dilakukan di mana saja, kapan saja. Tak hanya itu, di sini publik bisa mendapat informasi lengkap tentang cerita penyintas dan sekaligus melihat sepatu dari pendukung kampanye Stop Sexual Violence. Publik pun bisa menggunakan fitur Virtual Reality (VR) untuk bisa menjelajah art instalasi ini” ungkap Public Relations and Community Manager The Body Shop® Indonesia, Ratu Omaya.

Ketika kamu memasuki area tur virtual, kamu akan dibimbing dengan storyline sehingga kamu bisa menjelajah sesuai alur yang sudah ditentukan. Pertama, ada area Lorong Sepatu yang berisi sepatu penyintas dan cerita kekerasan seksual yang mereka alami, mulai dari catcalling, body shaming, sentuhan, dan lainnya. 

Di area selanjutnya, Area Pakaian, kamu akan melihat banyak pakaian dan sepatu yang dikenakan penyintas saat mengalami kekerasan seksual yang berat. Instalasi ini menunjukkan kalau pakaian bukan penyebab kekerasan seksual dan kekerasan perempuan. Area ini juga memiliki beberapa cerita dari penyintas dengan berbagai jenis pakaian berbeda dan semuanya tidak ada yang mengenakan pakaian terbuka.