Sukses

Lifestyle

Diary Fimela: Modal Nekat, Mahasiswi Bangun Usaha Ayam Geprek di Tengah Pandemi

Fimela.com, Jakarta Bukan hanya soal modal, berwirausaha juga butuh keberanian untuk menghadapi kegagalan. Sosok Dewi Tri Ambarwati, patut dijadikan contoh untuk para milenial dalam membangun usaha. Mahasiswi muda asal kampus Bela Negara ini mendirikan usaha ayam geprek yang ia beri nama "Tombo Kangen". Asal muasal namanya tersebut diambil dari bahasa Jawa yang artinya obat rindu.

"Tombo kangen itu berasal dari bahasa Jawa yang artinya obat rindu. Harapannya cita rasa ayam geprek ini selalu dirindukan banyak orang," ujar Dewi saat dihubungi Fimela.com, beberapa waktu yang lalu.

Berbeda dari kuliner Ayam Geprek pada umumnya, Ayam Geprek Tombo Kangen milik Dewi disajikan bersama nasi liwet yang gurih. Selain itu, sambal yang ia gunakan juga lebih bervariasi agar para konsumen bisa memilih sesuai selera mereka.

"Kalau misalnya ayam geprek lainnya pake nasi putih biasa, kalo di Ayam Geprek Tombo Kangen, aku pake nasi liwet. Pilihan sambelnya juga bervariasi, mulai dari sambel matah, sambel goreng, sambel bawang," kata pemilik akun @geprektombokangen.id itu.

 

Mengikuti Jejak Sang Ibu

Perempuan kelahiran 2001 ini bercerita, usahanya ini berangkat dari dorongan keluarga. Dia merintis usahanya bersama sang kakak sejak tahun 2019 lalu. Meskipun dilanda pandemi virus Corona, baginya situasi tak menghalangi semangatnya untuk berwirausaha.

Terbukti dari keberaniannya membangun usaha di tengah pandemi, Dewi berhasil meraup untung hingga jutaan rupiah. "Sehari Ayam Geprek Tombo Kangen bisa laku sampai 70 pcs, kalau dihitung-hitung bisa mencapai jutaan rupiah," ujar Dewi.

Jauh sebelum Dewi mendirikan usaha kuliner, Dewi mengungkapkan ibunya adalah seorang pedagang. Sang ibu menjual sembako dan warung nasi goreng, bahkan sebelum sang ibu bertemu ayahnya.

Menjadi seorang anak dari orang tua pedagang, membuat dewi terbiasa dengan segala hal perhitungan. Manis pahit perjuangan telah ia saksikan sendiri sedari kecil. Pengalaman ibunya dalam berdagang menjadi pembelajaran berharga bagi Dewi dalam merintis usaha kuliner.

 

Menang perlombaan di Kemenpora

Perjuangan dewi merintis usaha tidak hanya sampai di situ saja. Untuk mengembangkan usahanya, Dewi aktif mengikiti seminar dan pelatihan kewirausahaan yang ada. Dari pengalaman salah satu seminar yang ia ikuti, Dewi kemudian memberanikan diri mengikuti sebuah perlombaan tingkat nasional "Wirausaha Muda Pemula (WMP)" yang diadakan oleh Kemenpora pada November 2020 lalu.

Siapa sangka, proposal kewirausahaan Ayam Geprek Tombo Kangen yang dibuatnya membuahkan hasil. Dewi meraih juara 1 dalam perlombaan kewirausahaan yang diselenggarakan Kemenpora tersebut. Ia menjadi satu-satunya orang yang mendapat bantuan hibah tertinggi yakni senilai Rp 15 juta diantara 60 peserta dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Dewi tak pernah menyangka bisa menang dalam acara perlombaan tersebut, ia mengaku sedari awal niatnya hanyalah mencari pengalaman. Namun tak disangka niat baik tersebut malah mendatangkan rezeki. "Aku hanya ingin mencari pengalaman, tetapi alhamdulillahnya menang," ucapnya.

Bagi Dewi berwirausaha cukup memerlukan niat dan mental yang kuat untuk gagal. Kegagalan bukanlah halangan, justru dari kegagalan tersebut mengantarkannya pada gerbang kesuksesan.

"Pertama mulai aja dulu, gagal itu pasti ada kalau belum coba kamu nggak akan tahu usaha itu akan berjalan atau nggak. Yang terpenting adalah niat untuk mau berusaha, jadi tidak perlu takut gagal. Justru kegagalan itu membuat kamu belajar agar bisa sukses." pungkasnya.

Penulis: Hilda

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading