Sukses

Lifestyle

Review Buku Educated Karya Tara Westover

Fimela.com, Jakarta Anak bungsu dari tujuh bersaudara, Tara Westover memiliki kehidupan yang tak biasa. Memiliki orangtua yang punya pandangan ekstrem tentang dunia luar, Tara menjalani masa kecilnya dengan banyak pertanyaan sekaligus merasa hidupnya dibayangi banyak keterbatasan. Ayahnya tidak percaya pada pemerintah, juga tidak percaya pada dokter. Tara dan saudara-saudaranya pun tidak diizinkan untuk bersekolah.

Tara hidup dalam "kebenaran-kebenaran" hasil doktrin ayahnya. Tak hanya itu saja, Tara pun mengalami perundungan yang dilakukan oleh kakaknya sendiri. Bukannya mendapat perlindungan, Tara malah makin merasa tak berdaya. Sampai ketika salah satu kakak Tara yang lain memberanikan diri untuk pergi dari rumah dan berkuliah, Tara menemukan dunia yang lain. Dunia yang jauh lebih luas dari kesehariannya bersama keluarganya.

Educated, Sebuah Memoar

Judul: Educated

Penulis: Tara Westover

Alih bahasa: Berkat Setio

Penyunting: A. Mustika W.

Penyelaras aksara: Cici Hardjono

Sampul: Suprianto

Cetakan kelima: Januari 2022

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Lahir dari keluarga komunitas penyintas di pegunungan Idaho, Tara Westover berusia tujuh belas tahun saat pertama kali menginjakkan kakinya di ruang kelas. Keluarganya sangat terisolasi dari masyarakat kebanyakan sehingga tidak ada yang memastikan apakah anak-anak mereka mendapatkan pendidikan, dan tidak ada yang turun tangan ketika salah seorang kakak laki-laki Tara melakukan kekerasan. Ketika seorang kakak laki-lakinya yang lain masuk perguruan tinggi, Tara memutuskan mencoba kehidupan baru. Pencariannya akan pengetahuan mengubahnya, membawanya melintasi lautan dan benua, ke Harvard dan Universitas Cambridge. Baru setelah itu dia bertanya-tanya apakah dia telah bepergian terlalu jauh, apakah masih ada jalan pulang.

***

"Pembelajaran dalam keluarga kami seluruhnya diatur sendiri: Setelah pekerjaanmu selesai, kau bisa mempelajari apa pun yang dapat kauajarkan sendiri." (hlm. 69)

"Ayah hidup dalam ketakutan akan waktu. Dia merasa waktu terus membuntutinya. Aku dapat melihat kekhawatirannya ketika dia memandang sekilas ke arah matahari yang bergerak di langit, seperti kecemasannya ketika ia menilai panjang setiap pipa atau potongan baja." (hlm. 83)

"Di luar sana ada sebuah dunia, Tara," katanya. "Dan dunia itu akan sangat berbeda setelah Ayah tidak lagi membisikkan pandangan tentang dunianya di telingamu." (hlm. 181)

"Aku mencoba membayangkan kira-kira masa depan seperti apa yang bisa didapatkan perempuan itu untuk dirinya sendiri. Aku mencoba membayangkan adegan-adegan lain di mana dia dan ayahnya memiliki dua pikiran yang berbeda. Ketika dia mengabaikan nasihat ayahnya dan mempertahankan pendapatnya sendiri." (hlm. 198-199)

"Usiaku enam belas tahun, belum pernah mengikuti ujian, dan hanya baru-baru ini melakukan sesuatu yang mirip seperti pendidikan sistematis; tapi aku tetap mendaftar untuk tes itu. Rasanya seperti melemparkan dadu, dan lemparan itu sudah terlepas dari tanganku. Tuhan yang akan menilai lemparan itu." (hlm. 202)

Idealnya, keluarga khususnya orangtua menjadi support system terbaik anak untuk bisa mendapat pendidikan tinggi yang layak dan lebih baik. Namun, jika orangtua malah menjauhkan anak dari akses untuk mendapatkan pengetahuan dan pendidikan yang baik, rasanya sulit membayangkan sang anak akan mendapatkan masa depan yang cerah.

Tara, di tengah semua rasa takut, ragu, dan cemasnya, memberanikan diri untuk mengikuti tes dan memasuki dunia kuliah. Butuh waktu dan proses yang panjang sampai Tara bisa mengambil langkahnya sendiri. Didikan orangtua semasa kecil memberi pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan Tara dewasa.

Saat Tara sudah berada di lingkungan kampus pun, ada hal-hal yang masih sulit untuk dilepas dari benaknya dan pemikirannya. Namun, dalam perjalanannya ia mencoba untuk melihat situasi keluarganya dari sudut pandang berbeda. Sangat terasa sekali betapa pendidikan dan pemahaman yang didapatkan seorang individu bisa memengaruhi banyak aspek kehidupannya.

Educated, buku memoar ini memuat kisah Tara dari semasa kecil hingga dewasa. Ditulis dengan narasi yang mengalir dan pernyataan-pernyataan yang jujur. Pengalaman psikologis dan kekerasan yang dialami Tara pun diutarakan dengan begitu gamblang, sehingga para pembaca yang memiliki sensitivitas terhadap kekerasan mungkin perlu lebih menyiapkan diri lebih baik lagi sebelum membaca buku ini.

Membaca bab demi bab buku ini akan membuat kita terus penasaran. Kita penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Tara. Penasaran pula dengan respons keluarganya saat Tara mengambil keputusan besar dalam hidup. Serta, makin penasaran pula dengan bagaimana seorang Tara tumbuh menjadi perempuan terdidik setelah melalui proses dan mengalami banyak pengalaman traumatis semasa kecil.

"Masa lalu adalah hantu, bukan sesuatu yang penting, tidak memiliki pengaruh apa pun. Hanya masa depanlah yang memegang kendali." (hlm. 411)

Buku memoar ini memang tidak dipenuhi dengan kata-kata mutiara atau kalimat-kalimat penyemangat yang berapi-api. Melainkan mengajak kita untuk ikut menyelami kehidupan seorang Tara. Membuat kita menyadari soal betapa luasnya dunia. Menyadarkan kita kembali bahwa memperjuangkan hidup yang lebih baik tak selalu mudah, tetapi bukan berarti mustahil dilakukan.

Semua kejadian dan pengalaman masa kecil selamanya akan melekat dalam ingatan kita. Bahkan memengaruhi cara pandang kita terhadap dunia. Meskipun begitu, apa yang kita lakukan saat ini dan yang kita perjuangkan untuk masa depan bisa jauh lebih penting daripada sekadar terbelenggu dengan masa lalu.

Educated bisa menjadi salah satu buku yang akan mengubah hidup kita. Kisah memoar yang begitu dalam dan menghadirkan banyak sudut pandang baru soal pendidikan, dan pastinya kehidupan.

 

#WomenforWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading