Sukses

Lifestyle

3 Tips Menjadi Pendengar yang Baik

Fimela.com, Jakarta Pernah nggak sih, malah jadi kepikiran dan tambah pusing setelah memutuskan untuk cerita ke teman? Padahal kita hanya ingin merasa lebih baik dengan mengeluarkan isi hati dan uneg-uneg kita lewat cerita.

Bukannya mendengarkan dan menenangkan kita yang sedang kalut, tapi dia malah memborbardir dengan banyak pertanyaan, kasih saran padahal nggak diminta, atau malah ikutan cerita dan adu nasib. Kan kitanya jadi merasa menyesal banget mau mempercayakan cerita kita ke dia.

Mungkin maksud teman kita baik, mungkin niatnya mau membantu. Tapi, pernah nggak, berpikir kalau sebagai orang yang cerita, kita cuma mau didengarkan saja kok. Bahkan nggak jarang, sebetulnya kita sudah tahu apa yang akan kita lakukan setelahnya, jadi sebenarnya cuma butuh tempat untuk cerita saja.

Nah, ada beberapa tips saat mendengarkan teman cerita. Daripada memberi saran dari sisi kita, ikut men-judge ceritanya, atau malah jadi ikutan cerita dan adu nasib, lebih baik kita lakukan hal-hal ini.

1. Gesture

Pastikan kita memang fokus mendengarkan ceritanya. Jangan memperlihatkan gesture malas atau malah sibuk sendiri. Saat temanmu ingin menceritakan masalahnya dan kamu dipilih temanmu sebagai tempatnya becerita, itu tandanya dia percaya sama kamu. Jadi, tolong sesuaikan gesturemu, fokus dan dengarkan baik-baik, ya.

2. Teknik Paraphrasing

Adalah teknik mengulang cerita teman kita. Contoh: “Oh gitu, jadi semua kekacauan dan kekhawatiranmu bermulai setelah ada kejadian X, nih?” Selain untuk mengkroscek apakah yang diucapkan teman kita itu sepaham dengan penerimaan kita, hal ini juga bisa membuat dia semangat cerita karena merasa ceritanya didengarkan. Jadi, melalui teknik ini tidak ada salahnya ya, untuk menjadi active listening. Asalkan tahu batasannya dan jangan berlebihan memberikan tanggapan/pengulangan cerita.

3. Tanya Rencananya

Daripada merepotkan diri dengan memberi saran panjang-panjang, lebih baik langsung tanya saja, “Oke, kalo gitu setelah ini kira-kira apa yang akan kamu lakukan ke depannya?” Jadi masih tetap teman kita juga yang punya andil untuk menentukan penyelesaian dari ceritanya. Nah, nanti kalau ternyata dia bilang, “Hmm tapi menurut kamu, aku harus bagaimana, nih?” Di saat itulah saran kita bisa masuk. Walaupun tetap ya, sampaikan dengan cara yang baik dan tidak memaksa. Tapi, kalau dia punya penyelesaiannya sendiri, biarkan seperti itu dan jangan asal memberikan saran, ya.

Kadang, saat sedang kalut dan ingin mencurahkan isi hati, setelah bercerita panjang-panjang, yang kita butuh sebenarnya cuma didengarkan. Semoga melalui tips ini kamu bisa menjadi pendengar yang baik, ya.

Ditulis oleh: Aulia Oktafia Mahmudah

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading