Sukses

Lifestyle

Mengenal Cinderella Complex, Sindrom Kecenderungan Perempuan Bergantung pada Pria

Fimela.com, Jakarta Kamu pasti mengenal cerita dongeng Cinderella yang berakhir bahagia mendapatkan pangeran impiannya yang membawa ia dari penderitaan menuju kebahagiaan yang abadi. Siapa sangka ternyata kisah dalam dongeng tersebut menginspirasi sindrom yang banyak dialami oleh para perempuan di dunia.

Dinamakan Cinderella Complex Syndrome karena analogiya sesuai dengan kondisi yang dialami oleh seorang perempuan ketika mereka tidak berdaya mengusir ketakutan terhadap masalah hidup yang mereka miliki dan hal tersebut membuatnya bergantung pada pria. Tentu saja kondisi ini amat didukung oleh lingkungan dan stigma yang selama ini berkembang di masyarakat.

Cinderella Complex Syndrome masih memiliki hubungan dengan problematika kesetaraan gender karena adanya perbedaan pandangan mengenai peran perempuan dan pria dalam kehidupa sosial, maka seolah-seolah nilai yang ada pada masyarakat menyiratkan bahwa perempuan dianggap tidak mampu mengatasi masalahnya sendiri dan pasti membutuhkan pria.

Nah, untuk kamu yang penasaran dengan sindrom yang satu ini, Fimela.com kali ini akan mengulas secara mendalam mengenai Cinderella Complex Syndrome. Dilansir dari beragam sumber, simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Istilah Cinderella Complex (CC)

Istilah Cinderella Complex (CC) adalah istilah psikiatri modern yang pertama kali dicetuskan oleh Colette Dowling, seorang terapis asal New York sekaligus penulis buku “The Cinderella Complex”, setelah menemukan konflik mendalam yang terjadi pada perempuan, yang berhubungan dengan kemandirian. Ia menjelaskan bahwa perempuan pada umumnya semenjak lahir tidak dididik untuk menghadapi ketakutannya, dan tidak diajarkan mengatasi segala masalahnya sendiri.

Meskipun Cinderella Complex belum secara resmi diakui sebagai kondisi psikologis, tetap saja, CC adalah sebuah konsep menarik yang perlu diingat dan bisa menjadi penjelasan atas kondisi psikologis beberapa perempuan di dunia.

Penyebab Cindrella Complex Syndrome

Selain adanya stigma masyarakat dan budaya patriarki yang kuat dalam kehidupan sosial, penyebab sindrom ini muncul juga bisa disebabkan karena adanya pola asuh yang salah sejak kecil. Pola asuh yang amat protektif terhadap anak perempuan membuat perempuan sulit tumbuh mandiri sampai pada usia dewasa sekalipun.

Berbeda dengan pria yang diasuh dan mendapat didikan untuk menjadi orang yang tangguh dan kuat, perempuan justru diharapkan dapat tumbuh menjadi sosok yang lemah lembut dan penurut sehingga hal itu membentuk kepribadiannya dan ketika sudah dewasa mudah mengalami Cinderella Complex Syndrom. Akibatnya, anak tidak dapat mengembangkan kemandiriannya dan selalu merasa lemah serta berharap mendapatkan pria yang dapat melindungi seutuhnya.

Kecenderungan perempuan untuk bergantung pada pria, sebagian besar adalah perasaan yang terpendam. Ketergantungan adalah hal yang menakutkan. Ketidakberdayaan membuat perempuan cemas karena perasaan ini mengingatkannya pada masa kanak-kanak, saat kita masih tidak berdaya dan membutuhkan bantuan orang lain.

Kita melakukan segala hal yang kita bisa untuk menyembunyikan kebutuhan tersebut dari diri kita sendiri – terutama pada masa sekarang ini, di mana ada sebuah dorongan baru dari masyarakat menuju kemandirian dan keadilan bagi perempuan. Konflik batin inilah yang merupakan akar masalah bagi hampir seluruh perempuan, yang memengaruhi bagaimana cara perempuan berpikir, bertindak, dan berbicara.

Ciri-Ciri Mengidap Cinderella Complex Syndrome

Seorang perempuan pengidap Cinderella Complex mendambakan pasangan penyelamat, seseorang yang dapat melindungi, mengayomi, dan menyediakan segala kebutuhan hidupnya. Kamu dapat melihatnya pada ibu rumah tangga yang harus meminta izin suaminya untuk sekadar membeli gaun; pada perempuan mandiri yang tidak dapat tidur di malam hari ketika pasangannya pergi ke luar kota; pada perempuan yang tiba-tiba menjanda atau bercerai yang merasa depresi dan tidak berdaya karena harus mengurus dirinya sendiri.

Cinderella Complex mengarah pada perilaku yang tidak efektif dalam pekerjaan, merasa cemas akan kesuksesan, hingga pada tahap ketakutan bahwa kemandiriannya akan menghilangkan esensi feminitas dirinya sebagai seorang perempuan. Tidak mengherankan, mengingat bahwa hubungan erat antara femininitas dan kemandirian sudah terbentuk sejak zaman dahulu.

Terperangkap dalam transisi antara dua konsep kewanitaan yang berbeda, banyak perempuan yang masih enggan secara emosional untuk berkomitmen pada kemandirian. Dowling percaya bahwa ada relasi yang jelas antara rasa takut mandiri dengan fakta di masyarakat bahwa kondisi ekonomi perempuan masih berada di bawah laki-laki.

Cara Mengatasi Cinderella Complex Syndrome

Tidak perlu khawatir, sindrom ini ternyata bisa diatasi dengan cara yang sederhana. Untuk mengatasinya, para pakar percaya bahwa pengobatannya ada pada keyakinan dan keberanian perempuan itu sendiri.

Caranya, tulis sebuah jurnal pengamatan diri, catat segala mimpi dan khayalanmu serta realitas yang sedang dihadapi. Bergabung dengan komunitas perempuan, atau rajin-rajinlah berkumpul dengan teman dekat untuk saling sharing dan jujur membuka diri. Setelah kita dapat mengenali ketakutan kita, dari situlah kita bisa dengan perlahan menantang diri sendiri, perlahan namun pasti, mendidik ulang diri kita sendiri untuk menyadari potensi dalam diri.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading