Sukses

Entertainment

Eksklusif, Kisah Mawar Miss Celebrity Korban Broken Home

Fimela.com, Jakarta Setelah beberapa hari melalui proses karantina, akhirnya nama Mawar Eva De Jongh keluar sebagai juara pertama Miss Celebrity 2015. Walau usianya masih 14 tahun, namun potensi dalam diri Mawar membuat dewan juri tak ragu menetapkannya sebagai jawara. Kontrak selama dua tahun dengan SCTV pun langsung dikantongi dan menjadi bekal awalnya menjelajahi dunia keartisan.

Saat ini dunia hiburan boleh saja menyorot dan memandang Mawar sebagai sosok yang beruntung dan bersinar. Namun siapa sangka bahwa di balik penampilannya yang sempurna dan tanpa cela itu ternyata tersimpan luka dalam yang mungkin terlalu berat untuk anak seusianya. Mawar Eva De Jongh dibesarkan dalam keluarga broken home.

Mawar Eva De Jongh (Fotografer: Fathan Rangkuti, Digital Imaging; Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Kedua orang tua Mawar telah berpisah sejak dia masih berusia tiga tahun. Sang ayah kemudian memutuskan kembali ke Belanda, sementara ibu Mawar memilih tinggal di Medan dan membesarkan kedua anaknya seorang diri. Tragisnya, selama bertahun-tahun, Mawar tidak memahami perceraian orang tuanya, sehingga masih berharap sang ayah kembali ke tengah keluarga.

Merasa tertipu selama bertahun-tahun, gadis ini seolah tak bisa menutupi kesedihannya. Setiap kali muncul pembicaraan tentang ayahnya, air mata bakal meluncur deras dari kedua matanya. Hal itu juga yang terjadi saat dia menceritakan kisah keluarganya pada Bintang.com pada Jumat (13/11/2015) lalu.

Mawar Eva De Jongh (Fotografer: Fathan Rangkuti, Digital Imaging; Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Walau dengan berurai air mata, namun Mawar tak keberatan menceritakan kisahnya pada Ruben Daniel Silitonga, Riswinanti Permatasari, Febio Hernanto, dan Basyir Latifan di kantor Bintang.com, kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Dia percaya bahwa selalu ada hikmah di balik setiap kesedihan.

Dia mengakui bahwa kondisi keluarga yang kurang lengkap, justru membuat Mawar lebih terpacu melakukan hal-hal luar biasa. Awalnya mungkin terasa berat, namun gadis berambut panjang ini menolak berlarut-larut dalam kesedihan. Hebatnya, tak ada kebencian dan amarah yang muncul saat menghadapi berbagai kenyataan pahit dalam hidupnya. Bagaimana lengkapnya kisah Mawar Eva De Jongh menghadapi naik turun kehidupan sebagai anak dari keluarga broken home? Pelajari petikan berikut!

'Tertipu' Bertahun-tahun

Perpisahan orang tua mungkin tak hanya dialami oleh Mawar Eva De Jongh. Namun yang membuat hal ini menyakitkan adalah keterlambatannya mengetahui semua. Pasalnya, dia baru mengetahui semua setelah berusia 12 tahun. Dalam waktu singkat, semua harapan tentang keluarga bahagia pun seolah lenyap dari benak Mawar.

Apa yang terjadi dalam keluarga Mawar?

Jadi Papa sama Mama pisah dari Mawar umur tiga tahun. Aku juga ga tahu kenapa, mungkin udah ga cocok lagi, ga bisa diterusin. Kalau bisa ngomong, waktu itu mungkin Mawar juga bakal milih mereka pisah, daripada Mama terus yang berkorban, atau Papa terus yang berkorban, atau siapapun itu, yang penting mereka bahagia dengan pilihan mereka sendiri.

Kenapa Mawar mendukung mereka pisah?

Ya kalau dipertahanin juga ga bakalan baik-baik hubungannya, lebih baik pisah sih ya. Karena kalau pisah mungkin mereka lebih tenang, lebih bahagia dengan caranya sendiri.

Mawar Eva De Jongh (Fotografer: Fathan Rangkuti, Digital Imaging; Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Umur tiga tahun, apa yang Mawar ingat saat itu?

Sebenarnya Mawar ga ingat apa-apa, cuma Papa, kan wajar orang bule sering agak pemabuk gitu, jadi sering agar emosi gitu ke Mama. Terus Mawar ingatnya waktu pindah ke Medan, tiba-tiba, Mawar juga ga tahu kenapa, mama packing barang terus pindah ke Medan.

Apa yang Mawar pikirkan kemudian?

Sebenarnya Mawar ga tahu apa yang terjadi. Mawar bahkan tahu kalau Papa dan Mama pisah itu waktu umur 12 tahun. Sebelumnya Mawar cuma dapat cerita kalau papa kerjanya di sana (Belanda). Papa cuma bisa datang beberapa kali. Sempat ketemu tiga kali mungkin, ga ingat juga. Papa yang ngunjungin Mawar ke rumah. Saat tahu mereka pisah sedih banget. Sebelumnya kan Mawar cuma tahu kalau Papa kerja, jadi Mawar pikir masih bisa ketemu terus kan. Soalnya kan gimanapun masih ada hubungan. 

Mawar Eva De Jongh (Fotografer: Fathan Rangkuti, Digital Imaging; Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Apa yang terjadi saat kalian bertemu?

Papa baik sama Mawar, tapi jujur sih Mawar sih merasa kurang nyaman, karena ya Mawar juga jarang ketemu Papa, tiba-tiba bakalan harus mencocokkan diri gitu. Awalnya Mawar mikir bakal ga apa-apa, ternyata Mawar ga bisa. Mawar lebih ngerasa nyaman sama Mama. Lebih ngrasa kayak beda gitu.

Siapa yang menenangkan Mawar ketika itu?

Abang. Sebenarnya kakak mawar berusaha buat tenangin diri Mawar. Karena waktu tahu Mama pisah itu Mawar sempat nangis beberapa hari. Abang bilang, ‘Udah, emang itu udah dari dulu. Sebenarnya aku udah tahu dari dulu’. “Terus kok ga bilang?” Mawar nanya gitu kan. Katanya umurku belum cukup untuk menerima hal-hal seperti itu.

Keberanian Mawar Menatap Masa Depan

Bagaimana hubungan orang tua Mawar sekarang?

Rujuk kayaknya enggak mungkin soalnya Mama mau nikah lagi. Mungkin dalam waktu dekat ini.

Bagaimana kabar Papa di Belanda?

Kita komunikasi tiap hari lewat BBM. Terakhir kali ketemu, Papa udah punya keluarga baru. Mawar ketemu pasangan baru papa. Orangnya baik sih. Cuma ada rasa gimana gitu, Mawar juga ga tahu yang Mawar pikirin.

Mawar Eva De Jongh (Fotografer: Fathan Rangkuti, Digital Imaging; Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Ada rasa benci?

Mawar awalnya pikir hubungan Papa dan Mama retak karena perempuan itu, tapi setelah Mawar pikir-pikir kayaknya enggak sih. Jadi dulu agak benci sama dia. Tapi dia baik kok. Mawar ga pernah benci sama Papa Mawar, ya gimana pun dia juga udah berusaha buat Mawar, udah bekerja keras juga buat Mawar.

Lalu bagaimana perasaan Mawar?

Mawar cuma mau nyampein, semoga bahagia sama keluarga barunya. Kalau nanti udah punya anak lagi, jangan lupa sama Mawar, kakak Mawar, sama mama Mawar dan jangan pernah lupa kalau darahnya juga ada di dalam Mawar.

Mawar Eva De Jongh (Fotografer: Fathan Rangkuti, Digital Imaging; Denti Ebtaviani/Bintang.com)

Ada yang membully Mawar karena broken home?

Sebenarnya kalaupun ada, Mawar ga bakalan peduli. Mawar malah bangga karena Mawar ga tahu juga, siapa tahu keluarga mereka ribut di rumah, kita kan ga tahu, mungkin aja dia tersiksa di rumah karena keadaan rumahnya. Mawar lebih mending Papa pisah sama Mama daripada harus berantem tiap hari.

Melalui masa down?

Sejujurnya Mawar sedihnya lama banget. Tiap ke sekolah kepikiran. Mulai agak diam kemarin. Ya tapi harus diterima karena Mawar juga ga mungkin menolak kenyataan. Rindu Papa, pasti. Tapi mau gimana lagi. 

Bagaimana lepas dari kesedihan?

Mawar ga pernah berpikir untuk kabur dari rumah. Yang Mawar pikirkan, Mawar harus bisa nunjukin kalau tanpa Papa Mawar bisa. Mawar bisa nunjukin ke semua orang, kalau orang yang ga punya Papa bukan berarti cuma bisa diam di rumah, dan Mawar bakal berusaha untuk nunjukin itu.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading