Sukses

Entertainment

Eksklusif, Amanda Rawles Siap Mesra dengan Dimas Anggara

Fimela.com, Jakarta Screenplay sukses menghasilkan tiga film pencetak box office selama kurun waktu setahun terakhir. Adalah Magic Hour (2015), London Love Story (2016) dan ILY From 38.000 Ft (2016). Kini, rumah produksi yang memasok FTV dan sinetron untuk SCTV itu bersiap merilis kembali film layar lebar bergenre drama romantis. Film yang diberi judul Promise ini dibintangi oleh Amanda Rawles dan Dimas Anggara sebagai pemain utama.

Bagi Amanda, ini merupakan kali pertama dirinya dipercayakan peran utama wanita di sebuah project film. Sebelumnya, gadis kelahiran Jakarta, 25 Agustus 2000 itu hanya mendapat peran-peran pembantu di beberapa film, sebut saja film Ayah Menyayangi Tanpa Akhir (2015), 99% Muhrim: Get Married 5 (2015), 7 Hari Menembus Waktu (2015), ILY from 38.000 Ft (2016) dan Dubsmash (2016).

***

Amanda mengawali kariernya di dunia akting sejak masih duduk di bangku kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Perjalanan Amanda untuk mendapatkan peran di sinetron tentu melalui proses yang cukup panjang. Amanda sempat mengalami penolakan beberapa kali saat casting. Pun demikian dirinya mengaku pernah tak bergairah lagi tampil di depan kamera.

Amanda Rawles. (Foto: Deki Prayoga, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging:Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Namun, berkat dukungan besar dari sang ibunda, Amanda kembali menapaki karier impiannya di dunia hiburan Tanah Air. Benar saja, sebuah PH (Production House) ternama menawarkan gadis berdarah Indonesia-Belanda ini untuk syuting. Sayangnya, karier yang baru dirintis Amanda ini harus tersandung dengan masalah pendidikan.

Ya, mau tak mau, suka tak suka, Amanda harus memilih salah satunya. Amanda merelakan sekolah formalnya, dan berganti ke metode homeschooling. Di sini, Amanda dapat dengan leluasa mengatur waktunya antara pendidikan dan akting. Apa yang diperjuangkan Amanda pun kini perlahan mulai membuahkan hasil. Namanya makin dikenal publik lewat keterlibatannya di berbagai judul film, sinetron dan FTV.

Dibanding film, Amanda memang lebih dulu menggeluti layar kaca dengan terlibat di beberapa judul sinetron sejak 2012. Sinetron pertama yang dibintangi oleh adik artis Amanda Rawles ini yaitu Jagoan Silat produksi MD Entertaiment. Jika sinetron dan film sudah digelutinya sejak beberapa tahun silam, maka tidak dengan FTV yang baru dijajalnya tahun ini.

Amanda Rawles. (Foto: Deki Prayoga, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging:Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Salah satu FTV yang pernah dibintangi Amanda yaitu OB Cantik Jadi Sekertaris Bos Galak, yang juga dibintangi oleh Dimas Anggara. Berangkat dari situ, keduanya pun kembali dipertemukan oleh Screenplay dalam project film layar lebar bertajuk Promise. Selain Dimas dan Amanda, film yang ditulis oleh Tisa TS ini juga turut melibatkan dua nama bintang ternama lainnya, yakni Boy William dan Mikha Tambayong.

Bagaimana cerita Amanda Rawles terlibat di film Promise? Lantas, seperti apa cara dirinya membangun chemistry dengan Dimas Anggara? Apa yang menjadi harapan Amanda untuk karier aktingnya? Simak hasil wawancara Amanda Rawles dengan Regina Novanda dan fotografer Deki Prayoga di kantor Bintang.com, Gondangdia, Jakarta Pusat, pada Rabu, 3 Agustus 2016 lalu.

Antara Promise dan Dimas Anggara

Proses syuting film Promise belum sepenuhnya rampung dilakukan. Tahap pertama syuting berlokasi di Yogyakarta, dan akan dilanjutkan di Milan, Italia, pada pertengahan bulan ini. Amanda Rawles pun membocorkan sedikit tentang keterlibatannya di film Promise.

Bisa dijelaskan peran di film Promise?

Saya berperan sebagai Kanya. Untuk detailnya belum dapat dijelaskan ya.

Sejak kapan mulai syuting film Promise?

Dari bulan puasa, Juni lalu. Kurang lebih selama dua minggu. Tapi itu baru setengah bagian film. Rencananya, kita bakal lanjut syuting di Milan pertengahan bulan Agustus ini. Nanti sekitar dua minggu syuting di sana.

Sudah ada persiapan untuk syuting di Milan?

Persiapannya paling beli baju-baju hangat. Walaupun aku tahu di sana lagi summer, aku nggak percaya sama cuaca luar negeri. Misal, summer tapi tahu-tahunya berapa derajat dinginnya. Jadi persiapan aja bawa (baju hangat). 

Amanda Rawles. (Foto: Deki Prayoga, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging:Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Sejauh ini, selama syuting mengalami kendala?

So far nggak terlalu ada. Karena film Promise lebih banyak dramanya. Syutingnya seru-seru saja. Paling kendala beratnya itu karena lagi bulan puasa syutingnya. Cuaca panas. Syuting kebetulan juga di Yogyakarta.

Promise merupakan film pertama yang menggaet Amanda sebagai pemain utama. Bagaimana perasaannya?

Awalnya nerveous banget. Aku sendiri juga nggak PD (Percaya Diri) buat merananin karakter Kanya di film ini. Karena peran utama itu biasanya tantangnya lebih banyak, harus lebih maksimal mainin karakternya. Ini tantangan baru buat aku. Harus lebih serius.

Apakah ada kemiripan peran Kanya dengan Amanda di keseharian?

Beda, sih. Karakter Kanya ini dikisahkan jauh lebih dewasa dari umur aku sekarang. Otomatis pembawaan aku juga harus lebih dewasa. Dia punya pengalaman juga lebih banyak.

Amanda Rawles. (Foto: Deki Prayoga, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging:Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Cara bangun chemistry dengan Dimas Anggara?

Awalnya dari proses reading. Sebelumnya pernah bertemu di FTV, jadi itu cukup membantu. Dia (Dimas Anggara) orangnya welcome dan fun. Jadi dia bisa bikin aku ada chemistry-nya.

Selama beberapa tahun terakhir, sosok Dimas sangat lekat dengan Michelle Ziudith. Takut nggak ada yang membandingkan?

Orang seperti itu (membandingkan) pasti ada. Mereka (fans) baper (bawa perasaan) dengan film-filmnya Michelle dan Dimas dan nggak 'terima' kalau Dimas sama aku. Tapi aku sih percaya diri aja. Mungkin dengan aku dan Dimas sekarang, nanti bisa bikin fans baru lagi. Karena penonton biasanya baper sama cerita.

Tak hanya Dimas, Amanda juga beradu akting dengan Boy William dan Mikha Tambayong di film Promise. Terbebani nggak?

Paling nerveous saja, sih. Aku bisa nggak ya ngikutin mereka dalam akting dan semuanya. Tapi kebetulan mereka orangnya humble, jadi mereka membantu aku banget di produksi film Promise.

Cara bangun chemistry berempat gimana?

Yang pasti lewat proses reading. Waktu itu kita pernah jalan bareng juga, nonton film bareng. Ya, biar lebih dapat saja chemistry-nya.

 

Ekspektasi untuk Promise dan Karier

Film Promise ditargetkan tayang di seluruh jajaran bioskop Indonesia pada tahun 2016 ini juga. Amanda pun menargetkan sejuta penonton untuk film keduanya bersama Screenplay tersebut. Selain ekspektasi untuk film Promise, Amanda juga memiliki sederet asa untuk kariernya di dunia akting. 

Apa yang membuat tertarik main film Promise?

Karakter aku di film ini unik. Lalu, banyak orang yang bilang karakter Kanya itu aku banget. Walaupun dari segi umur aku dan Kanya beda. Aku masih 15 tahun, sedangkan Kanya di kisaran 18 hingga 20 tahunan.

Apa yang membuat film Promise unik?

Dari segi cerita unik banget. Nggak kayak film-film biasanya. Jadi, kalau nonton film ini bakal melihat banyak part yang nggak ketebak.

Ekspektasi untuk film Promise?

Semoga penonton suka dan terhibur dengan film Promise. Semoga juga bisa tembus lebih dari sejuta penonton.

Amanda Rawles. (Foto: Deki Prayoga, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging:Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Sejak kapan jatuh cinta sama akting?

Sejak SMP kelas 1. Dari akting itu aku ngerasa bisa lebih lepas aja, bisa keluar dari sifat aku yang tadinya pemalu dan introvert, sekarang bisa lebih free. Karena memerankan karakter-karakter yang berbeda tiap judul, aku punya banyak pengalaman juga jadinya.

Cara bagi waktu antara sekolah dan akting?

Awalnya aku sekolah formal biasa, akting dan sekolah jalan dua-duanya. Tapi aku lama-lama ngerasa kalau mau dua-duanya malah yang ada nggak jalan. Syuting menyita waktu banget, bisa seharian. Akhirnya aku mutusin buat mengembangkan karier aku, dan pilih homeschooling. Homeschooling itu lebih fleksibel waktunya, di rumah juga, jadi bisa lebih fokus.

Dengan pola sekarang, apakah Amanda nyaman?

Nyaman, sih. Cuma aku kadang kangen dengan suasana sekolah, yang ketemu teman setiap hari. Berangkat sekolah, lalu tidur siang. Sekarang lebih banyak kerja. Tapi dinikmati saja.

Amanda Rawles. (Foto: Deki Prayoga, Stylist: Indah Wulansari, Digital Imaging:Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Lebih pilih akting di layar kaca atau lebar?

Kalau lebih mudah sih layar kaca ya. Aku jujur lebih ingin mendalami layar lebar. Karena di layar lebar kita lebih banyak effort-nya. Meski sama-sama menghasilkan sebuah karya. Tapi kalau film itu lebih serius dibanding layar kaca.

Setelah film Promise, sudah ada project akting lain?

Ada, kebetulan film dan FTV. Genre-nya masih sama, drama-romantis.

Punya peran impian?

Aku ingin peran-peran yang lebih berani, ya sejenis action. Tapi nggak tahu juga, ya. Ingin fokus ini (film Promise) dulu.

Harapan untuk karier ke depannya?

Semoga bisa lebih banyak berkarya di perfilman Indonesia lagi. Lalu, acting skill aku bisa lebih meningkat dan pengen banget dapat penghargaan.

Sebagai seorang seniman, Amanda Rawles berharap aktingnya dapat diapresiasi oleh penonton. Bahkan, dirinya menargetkan piala penghargaan sebagai bukti dari keseriusannya menekuni seni peran. Di usia yang masih terbilang muda, Amanda memang masih memiliki banyak kesempatan untuk mengeksplor bakatnya di bidang akting. Pun dengan terlibat di film Promise bagi Amanda adalah sebuah peningkatan di kariernya. Sukses selalu, Amanda Rawles. 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading