Sukses

Entertainment

Penyanyi 90an: Edo Kondologit dan Sajak-sajak yang Menangis

Fimela.com, Jakarta Pecinta musik lawas tentunya takkan asing dengan nama penyanyi pria yang satu ini. Adalah Edo Kondologit, yang booming karena lagu-lagunya yang mampu membangkitkan jiwa nasionalisme bangsa Indonesia.

Pria bernama lengkap Ehud Edward Kondologit ini lahir di Sorong, Irian Jaya pada 5 Agustus 1967. Memulai karir sejak tahun 1980, bukan hal mudah baginya untuk bisa menembus dunia musik nasional. Namun berkat usaha kerasnya, namanya pun melambung sebagai musisi yang cukup bertalenta.

Edo Kondologit (Liputan6.com/Panji Diksana)

Edo Kondologit sendiri dikenal sebagai penyanyi beraliran jazz. Sebenarnya fokus utamanya bukan lagu-lagu bertema nasionalisme, dia lebih banyak membawakan lagu bertema rohani. Namun belakangan, namanya justru dikenal sebagai penyiar perdamaian.

Mantan suami Niar Septia Cahyana ini bisa dibilang memang memiliki kecintaan yang tinggi terhadap daerah asalnya, Papua. Karena itulah banyak lagunya yang mengisahkan tentang wilayah paling timur di Indonesia tersebut. Dia bahkan kerap menyisipkan bahasa daerah dalam lagu-lagu nasional yang dibawakannya.

Foto Acara Ngobrol bareng artis senior (Deki Prayoga/bintang.com)

Nama Edo Kondologit sendiri melambung sejak merilis album Yang Menangis, dengan single utama berjudul sama. Sosok Edo Kondologit sendiri juga dikenal aktif dalam berbagai kegiatan politik. 

Seiring berjalannya waktu, sepertinya Edo Kondologit mulai berubah haluan dan menekuni dunia akting. Dia sempat membintangi beberapa film, antara lain red CobeX dan Seputih Cinta Melati. Dia juga sempat muncul di sinetron berjudul Madun pada tahun 2015.


Edo Kondologit - Yang Menangis

Ole wadan mosege one lino ho
Do bail ketas mendoso
Ole mosege

Gugur airmataku menikam jiwa
Bilur-bilur kian perih tak kau rasakan
Andaikan kau disini
Berdiri diatas tanahku yang kering
Rasakan dahaga
Kan kau maknai lelah jalanku

Bukan garis hidup ini yang aku pilih
Disisi yang sama aku terus berdiri
Benarkah roda akan terus bergulir kawan
Seiring putaran waktu

Menangis dan tertawa
Tak lagi begitu jauh berbeda
Manusia ulurkan kepedulian akan sesama

Gugur airmataku oh.. tercenung diam
Menanti jawabanmu
Hidup... oh hidup..
Benarkah roda akan terus berputar, kawan
Hey... disisi yang sama aku terus berdiri

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading