Sukses

Entertainment

Eksklusif Derby Romero, Bikin PH dan Remake Film Suzanna

Fimela.com, Jakarta Nama Derby Romero berkibar di dunia musik dan akting. Tapi dunia akting bisa dibilang jadi cinta pertamanya dan juga cinta pertama banyak orang pada seorang Derby Romero. Tentu saja penampilan Derby bersama Sherina di film Petualangan Sherina (2000) membuat namanya mulai dikenal saat itu sampai dengan sekarang ini.

***

Perannya sebagai Sadam di film musikal garapan Miles Films itu membuat Derby jadi idola baru. Seperti halnya Sherina, Derby mampu bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat di dunia hiburan. Bahkan mereka mampu eksis di dua bidang sekaligus, musik dan akting.

Derby Romero. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist : Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Apalagi sudah banyak contoh mantan bintang cilik yang namanya tenggelam dan pamornya pudar saat sudah beranjak dewasa. “Seingat aku sih mengalir begitu aja. Aku sering dapat tawaran main film dan sinetron. Terus terjun di musik juga, dan ternyata bisa berjalan sampai sekarang,” tutur Derby Romero saat berkunjung ke redaksi Bintang.com, beberapa waktu lalu.

Pemilik nama lengkap Martua Rumero Derby Nainggolan ini kembali eksis dengan jadi pemeran utama film Janus Prajurit Terakhir di tahun 2003 bersama Alysaa Soebandono. Setelah beberapa tahun absen untuk fokus menyelesaikan sekolahnya, pria kelahiran 8 Juni 1990 ini kembali tampil dengan membintangi sinetron.

Derby ikut bermain di sinetron Kepompong (2009) yang mendapat banyak pujian meski tayang setiap hari alias stripping. Sinetron yang ditayangkan di SCTV dan bercerita tentang persahabatan remaja ini juga dibintangi Aryani Fitriana, Mikha Tambayong, Dinda Kirana, Tania Putri dan Adipati Dolken. Selain akting, Derby juga terjun di bidang musik mengikuti jejak ayahnya. Igor Nainggolan.

Derby Romero. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist : Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Salah satu lagu hitsnya adalah Gelora Asmara bersama bandnya, Derby and the Revolution. Sejumlah film yang pernah dibintanginya adalah Love in Perth, I Love You from 38.000 Feet dan Pinky Promise. Ia juga bermain di sinetron Ulat Kepompong, Putih Abu-Abu, Cinta Rockstar dan Elang: The Real Action Series serta sejumlah FTV.

Tak hanya akting dan musik, Derby Romero ternyata punya proyek lain yang tak kalah besar yaitu mendirikan rumah produksi sendiri untuk membuat film layar lebar. Ia siap berkiprah sebagai produser yang tentunya bakal lebih menantang. Apa yang membuat Derby Romero memutuskan mendirikan rumah produksi untuk membuat film layar lebar?

Apakah ia masih akan berkiprah sebagai aktor? Apa yang membuat Derby Romero bisa tetap eksis dari seorang bintang cilik dan masih bisa eksis sampai sekarang ini? Simak hasil wawancaranya berikut ini.

Jadi Produser dan Sutradara

Di usia yang masih muda, Derby Romero ternyata tak mau cepat berpuas diri dengan apa yang sudah dicapainya selama ini. Kekasih Claudia Adinda ini punya sejumlah ide kreatif yang akan dituangkan melalui berbagai proyek film yang siap dibuat oleh Rumah Produksi yang didirikannya.

Apa kesibukan seorang Derby Romero sekarang?

Masih main film dan musik. Tapi yang jadi fokus utama aku sekarang ini lagi bikin film bergenre horor-thriller yang dibuat saya PH (Production House) aku sendiri, Silver Bullet. Aku bikin PH ini sama teman aku namanya William Chandra.

Jadi produser atau pemain?

Aku jadi produser dan jadi salah satu pemain. Judulnya belum bisa aku kasih tahu karena baru persiapan syuting.

Kenapa pilih genre horor?

Aku pilih genre horor karena memang suka sama film genre ini. Intinya kita memang pengin bikin film yang kita suka dan bisa membanggakan dan disukai banyak orang. Karena kalau kita melakukan hal yang kita suka hasilnya pasti bisa maksimal.

Derby Romero. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist : Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Apa harapan kamu untuk film perdana ini sebagai produser?

Ya, karena ini memang passion kita dan genre yang kita suka, kita berharap film kita ini bisa menghibur masyarakat. Selain itu ada satu film lagi yang mau kita produksi di tahun ini dengan genre beda. Di film pertama proyek kita, William Chandara yang jadi sutradara dan aku produser. Di film kedua gantian posisinya, aku jadi sutradara dan William jadi produser

Darimana kamu belajar membuat PH, jadi produser dan sutradara?

Belajarnya otodidak aja. Belajar dari buku, internet, tanya sama mereka yang lebih senior dan berpengalaman. Menurut aku, teman aku Willam itu jenius dan aku banyak belajar dari dia juga. Pengin belajar secara formal, tapi mungkin nanti aku mau mencoba berkarya dulu.

Apa yang mendorong kamu untuk membuat PH?

Kalo bikin PH memang sudah cita-cita aku sejak lama. Ya, karena sudah jadi visi dan misi aku juga dalam berkarir di dunia hiburan ini. Karena aku suka film dan kan nggak selamanya kita terus jadi pemain. Aku dan teman aku memang sudah lama bikin rencana dan akhirnya bisa terwujud.

Lalu bagaimana dengan akting, apa film atau sinetron terbarunya?

Untuk film, yang mau main ada Zodiac: Apa Bintangmu dan London Love Story 3. Kalau Zodiac bakal dirilis dalam waktu dekat ini, tapi kalau London Love Story 3 belum tahu pasti, aku belum bisa ngomong banyak, hahaha.

Kalau Zodiac tentang apa dan seperti apa peran Derby?

Film ini ceritanya tentang Ariel, diperanin sama Enzy Storia, seorang pemilik toko kaos kaki yang terancam bangkrut. Lalu ada cowok ganteng gila zodiak bernama Agi muncul di kehidupannya. Mereka kenalan dan makin dekat sampai kemudian terlibat game truth or dare. Ariel dapat tantangan buat membuktikan teorinya kalau zodiak itu nggak ada pengaruhnya dengan perjodohan. Ariel pun menerima tantangan Agi dan mulai bertualang dengan 12 cowok berbeda zodiak. Salah satunya Tim, yang berzodiak Capricorn dan aku yang jadi Tim.

Derby Romero. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist : Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Kalau sinetron?

Kalo buat sinetron wah nggak dulu deh, biar punya waktu lebih banyak. Ya kalau aku lebih enak main film karena sinetron lebih capek. Aku terakhir main di miniseri Elang.

Apa yang paling terasa beda antara film dengan sinetron?

Kalo sinetron syutingnya lama bisa seharian. Tapi kalo film persiapannya lebih lama tapi syutingnya lebih cepat. Terus kali di film kita bisa lebih berkreasi dan lebih idealis, kalo di sinetron kan kita lebih untuk memuaskan penonton.

Sibuk di bidang akting, bagaimana dengan bidang musik?

Saat ini aku memang lagi fokus di film. Aku memang mau komit di bidang film dan musik. Aku punya komitmen yang tinggi. Tapi buat saat ini aku mau fokus di film dulu, karena aku harus komit 100 persen jadi musik nggak dulu. Nah, kalau nanti fokus di musik aku mau 100 persen di musik jadi konsentrasinya nggak kebagi.

Bikin Film yang Fresh dan Beda

Ada banyak hal yang membuat Derby Romero berani mendirikan PH dan memproduksi film layar lebar. Salah satunya adalah menyukai sejumlah karya sineas mancanegara dengan ide-ide kreatif dan fresh. Derby pun ingin membuat karya-karya seperti itu. Siapa saja sineas yang jadi idola dan inspirasi bagi Derby Romero?

Bagaimana melepas imej artis cilik yang biasanya sulit dihapus?

Aku juga nggak tau gimana caranya, ya mengalir begitu aja. Karena aku banyak dapet peran beragam, ada karakter anak muda, dewasa juga dapet. Tapi sampai sekarang masih ada yang manggil aku Sadam. Bagi aku itu sebuah kebanggaan karena peran aku masih dikenang sampai sekarang.

Ada rencana untuk main film atau kerjasama lagi bareng Sherina?

Wah mau banget. Kita kan pernah main bareng dan filmnya sukses, jadi mudah-mudahan aku dan Sherina bisa main film bareng lagi suatu hari nanti.

Sebagai aktor, peran seperti apa yang ingin dimainkan?

Kalo karakter, kalo bisa pengin semua peran aku coba. Tapi pengin banget jadi psikopat yang lebih main di emosi. Terus main film eksyen juga mau apalagi yang ada fighting nya, karena aku memang suka sama seni bela diri.

Derby Romero. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist : Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Siapa sineas favorit yang menginspirasi kamu?

Di Indonesia banyak banget sih karena aku mengidolakan semua sineas kita apalagi yang senior juga hebat semua. Kalo di luar negeri juga banyak sih. Aku suka film-filmnya Francis Ford Coppola, Quentin Tarantino, Christopher Nolan. Masing-masing punya gaya yang beda sih. .

Apa yang membuat kamu mengidolakan mereka?

Paling suka Coppola tapi lebih ke legenda. Kalo yang sekarang ini Tarantino sih, aku suka karena dia bikin film sesuka dia tapi hasilnya malah keren. Aku paling suka sama Kill Bill, Pulp Fiction, Death Proof juga keren, ceritanya gila banget tapi memang keren. Selain itu, aku juga suka film-filmnya M Night Shyamalan. Menurut aku dunia film itu menarik banget dan karya-karya mereka juga jadi pendorong aku bikin PH dan bikin film.

Kalau aktor favorit?

Aktor, banyak banget. Aku suka Leonardo DiCaprio, Johnny Depp, Kevin Spacey dan suka banget sama Jared Leto, dia keren banget aktingnya di Dallas Buyers Club dan dapet piala Oscar.

Jared Leto sukses di musik dan film, apa dia termasuk panutan kamu?

Oh iya, dia sama bandnya 30 Second To Mars termasuk sukses. Wah dia itu keren banget, akting keren, main musik juga keren. Yah dia memang panutan aku juga, sukses di film dan musik.

Lebih suka nonton film di bioskop atau di rumah?

Kalo film baru lebih suka di bioskop terutama film Indonesia. Tapi kan banyak juga film luar yang nggak tayang di bioskop Indonesia. Jadi lebih suka nonton di DVD atau Blu Ray karena bisa ditonton dimana aja. Aku punya banyak koleksi Blu Ray, kalo lagi nggak sibuk bisa nonton 4 film dalam sehari. Tapi kalo lagi sibuk ya minimal satu film sehari.

Derby Romero. (Fotografer: Bambang E. Ros, Stylist : Indah Wulansari, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Belakangan ini film remake mulai banyak dimuat, apa kamu ikut tertarik bikin remake?

Film remake boleh juga dan sudah terbukti bisa sukses. Contohnya kan ada film Warkop DKI, Jangkrik Boss yang sukses banget dan jadi film Indonesia terlaris. Kalo saya pengen remake film-film horor nya Suzanna, wah itu keren banget kalo bisa dibuat. Kayak Joko Anwar kan bikin remake film Pengabdi Setan, kalo filmnya Suzanna seru juga tuh kalo dibuat lagi. Tapi yang sulit mungkin cari pemerannya, Suzanna kan legend banget, masih belum ada tandingannya.

Apa harapan kamu kedepannya?

Untuk ke depannya fokus di PH dan bikin film dulu. Saya merasa cocok sama William Chandra, karena selain dia jenius banget, otak kita sama-sama error, hahaha. Kita pengin karya yang beda dan nggak boring. Kita pengin bikin film yang fresh dan out of the box.

Awalnya dikenal sebagai bintang cilik, Derby Romero sudah bertransformasi menjadi bintang dewasa yang sukses dan kreatif. Ia mampu melalui berbagai rintangan dan tantangan dengan cukup mulus. Melalui Rumah Produksi yang didirikannya bersama temannya, serta aktingnya di layar lebar maupun layar kaca, kita akan menunggu gebrakan dan kiprah Derby selanjutnya.

 

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading