Sukses

Entertainment

5 Fakta Film Kuambil Lagi Hatiku

Fimela.com, Jakarta Lala Karmela termasuk orang yang cukup selektif dalam memilih peran. Setidaknya, harus ada tantangan tersendiri yang menuntut dirinya keluar dari zona nyaman sebagai seorang aktor. Itulah alasan Lala bergabunng dengan produksi film Kuambil Lagi Hatiku.

"Kalau meranin karakter baru, aku bener-bener dapet tantangan baru. Menjelma jadi peran itu, bener-bener kayak kasih nafas, dari skripnya, perannya dia. Jadi itu tantangannya yang aku suka dari akting," kata Lala beberapa waktu lalu.

Di film bergenre romantis tersebut, sosok Sinta yang ia perankan dituntut untuk menggunakan dua bahasa, yaitu Indonesia dan India, serta diminta lihai untuk melakukan tarian tradisional khas India.

 

 

"(Di film Kuambil Lagi Hatiku) Aku menjadi seorang perempuan setengah India, setengah Indonesia, berbahasa India dan nari India, bukan Bollywoof tapi tradisional. Banyak banget dialog Indianya dan harus belajar narinya. Dan itu tantangan yang seru buat aku dan yang baru buat aku," jelasnya Lala Karmela.

Mau tahu lebih lanjut? Berikut 5 fakta film Kuambil Lagi Hatiku.

 

1. PFN Kembali Produksi

Kuambil Lagi Hatiku merupakan film drama romantis yang dibuat oleh Produksi Film Negara (PFN). PFN adalah sebuah BUMN yang berkiprah di kancah perfilman tanah air yang sudah cukup lama vakum. Film Kuambil Lagi Hatiku membangkitkan PFN setelah 'tidur panjang' selama 26 tahun.

Film Kuambil Lagi Hatiku merupakan produksi terbaru dari PFN setelah terakhir melakukannya di era 90an. PFN merupakan salah satu perintis industri film di Indonesia pada saat terbentuk. Berdiri di tahun 1934, sejarah perfilman Indonesia tak lengkap jika tidak membahas PFN. PFN adalah saksi sejarah perjuangan bangsa dan salah satu perusahaan perfilman yang tetap bertahan hingga sekarang.

Pada masa aktifnya, PFN memproduksi film dokumenter bertema kepahlawanan, lalu berkembang membuat film cerita yang bertema pendidikan dan penerangan yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Dua film terakhir yang digarap adalah Pelangi di Nusa Laut (1992) dan Surat Untuk Bidadari (1994).

 

2. Latar Belakang Candi Borobudur

Selain judul Kuambil Lagi Hatiku, film ini juga membuat judul versi bahasa Inggris yaitu Borobudur Love Story. Judul ini diambil karena memang menggandeng pihak Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan yang merupakan BUMN yang bergerak di bidang pariwisata serta bekerjasama dengan Wahana Kreator Nusantara.

Mengambil latar keindahan Candi Borobudur, film ini hendak memperlihatkan tentang kekayaan budaya dan keberagaman Indonesia. Pemilihan Borobudur bukan sekadar setting film, namun juga merupakan sebuah aspek penting dari film. Patut diingat bahwa Candi Borobudur adalah bangunan yang termasuk dalam World Heritage Site oleh UNESCO.

 

3. Salman Aristo

Film ini disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis dengan Salman Aristo menjadi produser dan penulis skenario. Salman dikenal sebagai penulis film yang mampu mencetak film-film berkualitas seperti Laskar Pelangi, Ayat Ayat Cinta, Sang Penari, dan masih banyak lagi. Ini memberikan semangat bahwa film Kuambil Lagi Hatiku akan jadi film berkualitas yang layak ditunggu.

 

4. Silang Budaya

Film bercerita tentang Sinta seorang India keturunan yang tengah merencanakan pernikahan dengan Vikas. Namun menjelang pernikahannya, Widi sang ibu mendadak kabur ke Indonesia. Sinta yang didesak untuk mempercepat pernikahan oleh calon mertua, terpaksa mencari tahu ibunya pergi kemana. Setengah mati Sinta memutar otak mengira-ngira kemana tujuan sang ibu. Dia teringat dengan kotak tua kenangan ibunya dan mendiang sang ayah. Di kotak itu, Sinta menemukan foto-foto lama orang tuanya di Borobudur.

Tanpa pikir panjang, Sinta nekat pergi menyusul Widi untuk membawanya pulang. Vikas awalnya bersikeras untuk menemani, namun Sinta butuh Vikas supaya bisa mengalihkan perhatian keluarganya. Semua demi rentetan upacara pernikahan mereka. Vikas setuju, dengan syarat, Sinta harus selalu mengabari Vikas setiap waktu. Sinta mengiyakan. Bermodalkan beberapa foto lama orang tuanya, Sinta pergi ke kampung sang ibu, yang bahkan tak pernah dia ceritakan sebelumnya, Desa Borobudur. Sesuai dengan ceritanya, film ini akan menyilangkan budaya Indonesia dan India.

 

 

5. Jadwal Tayang

Dibintangi oleh Lala Karmela, Cut Mini, Dimas Aditya, Ria Irawan, Sahil Shah, Dian Sidik, dan Ence Bagus. Film ini sudah memulai produksi pada September 2018 dan akan ditayangkan pada 21 Maret 2019.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading