Sukses

Parenting

Epilepsi dan Kehamilan (I)

Apakah epilepsy yang diderita seorang wanita dapat mempengaruhi kehamilan yang sedang dijalaninya? Seberapa buruk dampak epilepsy bagi kehamilan? Simak penjelasan yang dikutip dari mayoclinic.com berikut ini.

Menurut Epilepsy Foundation, sekitar 90 persen wanita yang menderita epilepsy dapat melahirkan bayi yang sehat. Hal ini jauh berbeda dengan beberapa puluh tahun lalu ketika wanita yang menderita epilepsy disarankan untuk tidak mengandung.

Wanita yang menderita epilepsy umumnya mengalami gangguan siklus menstruasi berupa menstruasi yang tidak teratur dan beberapa masalah organ kewanitaan lainnya seperti polycystic ovarian syndrome. Gangguan kesehatan ini beresiko membuat wanita yang menderita epilepsy sulit hamil.

Ketika wanita yang menderita epilepsy berhasil mengandung, maka beberapa gangguan kehamilan yang harus diwaspadai antara lain:
1. Morning sickness yang lebih berat daripada wanita yang bukan penderita epilepsy
2. Anemia
3. Pendarahan pada vagina sebelum dan sesudah masa kehamilan
4. Plancental abruption (terlepasnya plasenta dari uterus sebelum waktu yang seharusnya)
5. Preeclampsia (tekanan darah tinggi yang disertai dengan kandungan protein yang berlebih pada urin ketika menginjak usia kandungan lebih dari 20 minggu)
6. Kelahiran prematur
7. Bayi lahir dengan berat badan di bawah rata-rata
8. Bayi lahir dengan kelainan bawaan

Pada saat hamil, serangan epilepsy yang dialami oleh ibu hamil cenderung sama dengan sebelum memasuki masa kehamilan.

Oleh: Pravianti Ayu Mirantiraras

(vem/ova)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading