Sukses

Parenting

5 Ucapan yang Dapat Melukai Anak

Fimela.com, Jakarta Ucapan atau kata-kata adalah elemen kuat yang memiliki kemampuan untuk mengangkat, mendorong, dan memelihara juga sebaliknya ia dapat melumpuhkan dan menghancurkan. Inilah sebabnya mengapa orangtua perlu berpikir sebelum berbicara. orangtua harus menghindari ucapan yang dapat melukai anak. Faktanya, kerusakan yang mereka timbulkan seringkali lebih sulit untuk diperbaiki daripada kerusakan fisik apa pun. Ucapan yang dapat melukai anak, dapat dengan mudah menginternalisasi ide dan keyakinan yang salah berdasarkan kata-kata yang dipilih orangtua untuk digunakan dan sulit diperbaiki. Melansir dari laman Babygaga, Senin (6/9/2021), inilah 5 ucapan yang dapat melukai anak.

1. Kamu seharusnya malu pada dirimu sendiri

Ketika orangtua melontarkan “Kamu seharusnya malu pada dirimu sendiri”, mereka mencoba mempermalukan seorang anak agar merasa bersalah tentang perilaku mereka. Mungkin dengan harapan bahwa mereka akan mengubahnya. Rasa malu adalah emosi yang sangat kuat tetapi ketika orang tua mencoba menggunakannya untuk mendisiplinkan atau mengubah perilaku anak, itu cenderung menjadi bumerang. Dalam benak seorang anak, frasa yang diulang-ulang ini pada akhirnya dapat diterjemahkan menjadi keyakinan bahwa mereka tidak cukup baik dan tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar.

2. Berhenti menangis

Memberitahu seorang anak untuk "berhenti menangis" adalah tuntutan yang membatasi. Dengan membuat permintaan ini, orangtua pada dasarnya meminta anak untuk menekan emosinya. Ini dapat merusak dan benar-benar menyebabkan ledakan yang lebih besar dan lebih eksplosif di masa depan. Pertimbangkan untuk mengganti jangan menangis dengan salah satu frasa berikut: "Tidak apa-apa menangis" atau "Setiap orang terkadang perlu menangis" atau bahkan hanya "Aku di sini".

3. Kamu masih kecil untuk menanyakan itu

Dengan topik seperti seks, kematian, agama, dan perang yang dibahas secara lebih terbuka di masyarakat, wajar saja jika anak-anak akan mendengar sesuatu yang membingungkan dan meminta klarifikasi kepada orang tua mereka. Jika seorang anak mampu mengajukan pertanyaan (tidak peduli betapa canggungnya) maka mereka layak mendapat jawaban. Tentu saja, orangtua dapat menyesuaikan respons mereka berdasarkan usia dan kematangan emosi anak untuk memastikan mereka memahami jawabannya.

4. Tinggalkan saya sendiri

Menjadi orang tua adalah pekerjaan yang melelahkan. Meskipun anak-anak juga harus mengerti bahwa orangtua butuh untuk waktunya sendiri, tetapi ketika orang tua terus-menerus mengabaikan anak dengan menjawab permintaan perhatian mereka dengan "Tinggalkan saya sendiri" atau "Saya sibuk". Ini dapat membentuk pola yang bermasalah karena anak-anak akan cenderung tidak mencari bimbingan dari orangtua di masa depan.

5. Apakah kamu tidak bisa lebih baik dari…

Sebagai orang tua, hampir tidak mungkin untuk tidak memperhatikan anak-anak orang lain dan kemampuan mereka dibandingkan dengan anak sendiri. Namun, yang terbaik adalah tidak menyuarakan perbandingan seperti ini. Misalnya, membuat komentar seperti: "Lihatlah Jimmy selalu mendapat nilai yang sangat bagus di sekolah”. Seorang anak mungkin akhirnya menerjemahkan perbandingan ini ke dalam keyakinan yang salah bahwa orangtua mereka berharap mereka memiliki anak yang berbeda.

Kata-kata atau ucapan seringkali disepelekan sehingga mudah keluar begitu saja, padahal kata-kata bisa sangat besar sekali pengaruhnya bagi perkembangan anak. Jadi, orangtua harus berhati-hati dan memilah apa yang boleh dan tidak boleh dicapkan pada anak agar anak-anak tak salah mengartikannya.

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading