Sukses

Parenting

Apakah Bayi Bisa Mengalami Gangguan Kesehatan Mental?

Fimela.com, Jakarta Kesehatan anak menjadi hal terpenting yang harus diperhatikan orangtua. Tidak hanya kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mentalnya. Kesehatan mental anak perlu diperhatikan bahkan sejak periode perinatal dan beberapa tahun pertama kehidupan bayi. Hal ini dapat berpengaruh bagi kesehatan mental anak seumur hidup.

Menjadi orangtua adalah transisi kehidupan yang besar. Kelahiran anak tentu akan mengubah seluruh aspek kehidupan orangtua. Anak membutuhkan orangtua untuk mendapatkan cinta, bimbingan, dan rasa aman. Setiap interaksi positif yang dibangun akan mengembangkan jalur saraf penting pada bayi yang membentuk fungsi sosial-emosional dan kognitif mereka di masa depan.

Dilansir dari zerotothree.org, perkembangan otak bayi pada masa perinatal hingga tiga tahun pertama kehidupan mengalami perkembangan yang sangat cepat melebihi periode lainnya. Untuk itu, pada masa bayi dan batita ini memberikan peluang optimal untuk membangun perkembangan otak yang sehat, mendukung hubungan sosial sejak dini, dan meningkatkan kesehatan mental bayi.

Kaitan hubungan sosial dengan kesehatan mental bayi

Dalam suatu penellitian, ditemukan bahwa sekitar 10 sampai 15 persen anak-anak mengalami kondisi kesehatan mental, termasuk PTSD dan kecemasan. Anak-anak yang memiliki keterikatan dan hubungan yang lebih baik dengan orangtua dan teman sebayanya, menunjukkan peningkatan optimisme, harga diri yang lebih kuat, dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah.

Sebaliknya, pengalaman buruk yang dirasakan anak seperti penelantaran, pelecehan, atau trauma dapat berdampak negatif pada kesehatan mental bayi. Hal tersebut menjadi sumber kesulitan emosional anak yang berpotensi menyebabkan masalah, di antaranya kecemasan, depresi, serta masalah perilaku sepanjang masa kanak-kanak, remaja, dan bahkan dewasa.

Tanda gangguan kesehatan mental bisa muncul sejak masa bayi. Gejala-gejala tersebut dapat berupa gangguan makan dan tidur, ketidakmampuan untuk menenangkan diri, menghindari kontak mata, dan karakteristik lain yang kurang umum seperti respons yang tidak lazim terhadap rangsangan.

Identifikasi dan intervensi dini bada bayi

Pola asuh dan masalah regulasi pada bayi dapat berhubungan dengan keterlambatan motorik, bahasa dan kognitif, masalah perilaku dan kesulitan hubungan antara orang tua dan anak yang berkelanjutan. Untuk itu, identifikasi dan intervensi dini menjadi kunci dalam hal kesehatan mental bayi dan anak usia dini. Hal tersebut juga mencakup pemahaman dan identifikasi faktor protektif dan risiko selama masa kehamilan dan periode awal pasca kelahiran.

Kesehatan mental bayi dan anak usia dini penting guna pengembangan kapasitas mereka untuk membentuk hubungan yang dekat dan aman, mengalami, mengelola, dan mengekspresikan berbagai macam emosi. Anak juga berani mengeksplor lingkungannya serta belajar segala hal dalam konteks keluarga, komunitas, maupun budaya.

Untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan mental pada anak, dibutuhkan pendekatan berbasis keberagaman untuk setiap keluarga. Hal tersebut juga merupakan masalah multidisiplin, di mana siapapun yang memiliki hubungan dengan kehidupan bayi dan anak dapat berkontribusi untuk mempromosikan kesehatan mental bayi dan anak usia dini.

 

Penulis: Maritza Samira.

#BreakingBoundariesDesember

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading