Sukses

Relationship

9 Tanda Saatnya Rehat dari Hubungan Sebelum Memutuskan untuk Putus atau Nyambung Lagi

Fimela.com, Jakarta Rehat dalam sebuah hubungan percintaan bukan berarti putus. Melainkan mengambil waktu istirahat untuk memikirkan ulang dan memutuskan apakah hubungan lebih baik diakhiri atau dilanjutkan.

Saat menjalani fase istirahat dalam hubungan, tentu permasalahan yang dimiliki tidak tiba-tiba hilang. Melainkan menunggu untuk diselesaikan dengan solusi lebih baik dan pemikiran lebih jernih. 

Lalu, apa yang harus dipertimbangkan untuk akhirnya sampai pada keputusan untuk break sejenak dalam hubungan? Pooja Priyamvada, pelatih kesehatan emosional bersertifikasi dalam Psikologi dan Pertolongan Pertama Kesehatan Mental dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health and University of Sydney memberikan kita kriterianya;

1. Hubungan selalu diwarnai pertengkaran

Tidak peduli apa yang kita katakan, perkelahian dan pertengkaran selalu muncul begitu saja. Kita juga selalu bertanya-tanya, apa yang telah dilakukan sampai akhirnya terjadi lagi percekcokan. 

Kita sepertinya lebih banyak mengingat memori buruk daripada baik. Saat mencapai tahap itu, penting untuk beristirahat dalam suatu hubungan demi kesehatan mental daripada sengsara bersama.

 

2. Menjalani Hubungan Putus-nyambung

Saat teman kita membalas pesan dengan '"lagi?" saat mendengar kabar putusnya dari pasangan, tandanya hubungan yang dibangun sudah tidak kuat. Setelah saling memblokir di media sosial, seminggu kemudian saling mengirim permintaan pertemanan lagi karena kita menyakinkan diri tidak dapat hidup tanpa pasangan.

Terjebak dalam lingkaran setan dari hubungan putus-nyambung akan membuat kita lelah secara mental. Mengambil langkah mundur dan mencari tahu apa yang kita inginkan sebelum 'kembali' akan membantu hubungan dan kesehatan mental kita.

"Saat ada pola keintiman yang kuat, konflik, perpisahan, lalu rekonsiliasi, seseorang perlu memikirkan kembali hubungan itu dan mengapa jatuh ke dalam pola beracun. Take a break pada saat ini dapat menawarkan waktu dan ruang pada pasangan untuk menyusun ulang prioritas dan menemukan kemungkinan penyelesainnya." kata Pooja.

Sampai akhirnya merasa diremehkan dan akan membuat kita tidak bahagia. Padahal, hubungan dimaksud membuat kita lebih bahagia dan sudah saatnya mengutamakan diri sendiri saat tidak lagi merasa dihargai dalam sebuah hubungan.

3. Tidak dapat membayangkan 'happily ever after' bersama pasangan

Salah satu aturan paling dasar untuk mengambil jeda dalam satu hubungan adalah mengalihkan fokus pada kebutuhan diri sendiri. Jika kita merasa ada sesuatu yang salah dalam hubungan atau tidak bisa melihat masa depan yang nyata dengan keadaan saat ini, kita harus bisa melihat ada sesuatu yang salah.

 

4. Tidak Mendapatkan Kesepakatan Atas Satu Hal

Penyebabnya bisa sangat pribadi untuk masing-masing orang. Misalnya, ada beberapa orang mungkin mengangkat flirting adalah terlarang saat berkomitmen, sementara ada orang lain yang boleh saja melakukan hal tersebut selama tidak berhubungan fisik. 

Nah, apa pun ambang batas atau aturan yang ditetapkan pasangan dalam suatu hubungan yang dilanggar, membuat kita tidak bisa menerimanya. Dan ini adalah indikator bagus untuk meluangkan waktu satu sama lain untuk introspeksi dan rekonsiliasi.

 

5. Hubungan Tanpa Komunikasi

Pernahkah beberapa hari berlalu tanpa berkomunikasi dengan pasangan, dan terasa baik-baik saja? Bahkan lebih baik daripada saat saling memberi kabar?

Ini juga sinyal jelas untuk kita beristirahat sejenak. Dan memikirkan lagi apa yang sebenarnya kita inginkan.

 

6. Ekspektasi yang Tidak Sesuai

Pooja mengatakan, hubungan yang baik bukan hanya tentang saling memandang dengan penuh kasih, tapi melihat bersama pada tujuan yang searah. Sebab, jika ada ketidaksesuaian dari ekspektasi yang jelas dari diri sendiri, pasangan, dan hubungan, akan mengarahkan pada konflik.

Misalnya, kita ingin hubungan tidak terlalu serius, tapi pasangan muncul dengan bunga dan hadiah mewah yang terlalu 'serius'. Atau kita berpikir textlationship akan baik-baik saja, tapi pasangan menganggap harus melakukan panggilan telepon setiap waktu. 

Ini saatnya mengambil langkah mundur untuk mencari tahu ketidaksesuaian harapan dalam hubungan. Baik langsung mengomunikasikan daripada merawat bom waktu yang akan meledak sewaktu-waktu.

 

7. Jika masalah kecemburuan, insecurity, dan trus issues terlalu banyak untuk dibenahi

Ketiga hal di atas akan menguras energi dan membuat kita kewalahan sepanjang waktu. Maka istirahatlah sejenak dan introspeksi diri sendiri tentang isu tersebut.

Jika kita mulai merasa mengorbankan kesehatan mental untuk tetap menjalin hubungan, segeralah cari tahu apa yang kita inginkan selanjutnya.

8. Selalu merasa terabaikan

Ciri umum dari hubungan beracun adalah salah satu pasangan tidak memperhatikan apa yang dikatakan pasangannya. Jika itu masalahnya, kita akan mulai merasa pendapat kita tak penting dan sering diabaikan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading