Sukses

Relationship

Tak Hanya Bikin Galau, Patah Hati Juga Berdampak pada Kesehatan Fisik dan Mental

Fimela.com, Jakarta Patah hati karena putus cinta mungkin menyiksa dan menyakitkan. Patah hati seringkali membuat makan dan tidur tak nyaman. Tak hanya membuat suasana hati buruk, patah hati juga berdampak pada kesehatan fisik dan mental.

Melansir dari Health Line, patah hati yang melibatkan emosi dan pikiran negatif sangat kuat berpengaruh pada reaksi fisik. Hal inilah yang kadang membuat saat patah hati, kita justru menjadi gampang sakit.

Apa Dampak Patah Hati Terhadap Kesehatan Fisik dan Mental?

Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang diperlihatkan foto mantan kekasih menunjukkan reaksi penolakan dan rasa sakit fisik serta emosional. Hal ini dikarenakan sistem simpatik dan parasimpatis di picu bersamaan.

Sistem parasimpatis adalah bagian dari sistem saraf yang menangani pencernaan dan produksi air liur. Sedangkan sistem saraf simpatik memberi sinyal pada tubuh untuk siap memberi reaksi akan suatu hal atau kejadian. Saat sistem saraf simpatik siap memberi respon, ia akan meningkatkan detak jantung dan membangunkan otot di tubuh. Sistem parasimpatis dan simpatik yang bekerja bersamaan akan menimbulkan rasa nyeri pada dada dan tubuh merasa tidak nyaman. Karena itulah ketika seseorang mengalami patah hati, tubuh cenderung terasa tidak nyaman, nyeri dada, dan rasa sakit fisik lainnya.

Pekerja sosial klinis mengatakan bahwa patah hati dapat menyebabkan perubahan nafsu makan, kurangnya motivasi, penurunan berat badan atau penambahan berat badan, makan berlebihan, sakit kepala, sakit perut, dan perasaan tidak sehat secara umum. Bahkan pernah ditemukan kasus pasien yang mengalami stroke, serangan jantung, dan stres karena putus cinta. Hal ini menggambarkan betapa kuatnya efek patah hati pada kesehatan fisik.

Tak hanya fisik, patah hati juga mempengaruhi kesehatan mental. Hal yang paling sering terjadi sebagai dampak dari patah hati adalah depresi, rasa cemas berlebih, menarik diri dari lingkungan sosial, hingga kesulitan melakukan aktivitas harian.

Pekerja sosial klinis mengatakan bahwa patah hati dapat menyebabkan perubahan nafsu makan, kurangnya motivasi, penurunan berat badan atau penambahan berat badan, makan berlebihan, sakit kepala, sakit perut, dan perasaan tidak sehat secara umum. Bahkan pernah ditemukan kasus pasien yang mengalami stroke, serangan jantung, dan stres karena putus cinta. Hal ini menggambarkan betapa kuatnya efek patah hati pada kesehatan fisik.

Tak hanya fisik, patah hati juga mempengaruhi kesehatan mental. Hal yang paling sering terjadi sebagai dampak dari patah hati adalah depresi, rasa cemas berlebih, menarik diri dari lingkungan sosial, hingga kesulitan melakukan aktivitas harian.

Apa yang Harus Dilakukan?

Untuk menghindari dampak buruk akibat patah hati, paksakan diri untuk melakukan aktivitas secara normal. Makan teratur, istirahat cukup, dan terlibat dengan lingkungan sosial yang memberi energi positif. Walaupun cara tadi tidak pasti dapat menyembuhkan patah hati, tetapi dapat membantumu untuk menumbuhkan emosi positif dalam diri. Satu-satunya obat untuk menyembuhkan sakit akibat putus cinta adalah waktu.

Validasi emosimu dengan baik dan terima rasa sakit dengan bijak akan membantu agar dirimu tidak berlarut pada rasa sakit.

Penulis : Mufiidaanaiilaa Alifah S.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading