share your stories november 2021 Terbaru - Berita, Foto, Video | Fimela.com

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Tinapob+Proongsak

Rindu Anak Perempuan kepada Ayahnya, Rindu Terdalam yang Pernah Ada

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/imtmphoto

Ada Semangat yang Meredup di Jiwa Ayah

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/ARTFULLY

Rindu yang Tak Tersampaikan untuk Ayah

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Freebird7977

Aku dan Ayah Sama-Sama Belajar Menjadi Sosok Terbaik Menurut Versi Masing-Masing

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/uniqueshutter

Ayah, Kami Tetap Mencintaimu meski Sosokmu Kadang Sulit Dimengerti

Advertisement

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Blue+Titan

Perjuangan dan Kasih Sayang Ayah Membuatku Kuat Sampai Hari Ini

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/GaudiLab

Jangan Menunggu Sampai Kehilangan untuk Menyadari Seseorang Itu Berharga

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/JosephRey

Menikah di Usia 38 Tahun, Aku Ingin Membalas Cinta yang Luar Biasa

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/shisukaa

Pada Hari Kepergian Ayah, Ada Kesedihan dan Kebencian yang Berkecamuk di Dada

ilustrasi ayah dan anak perempuan/copyright by SUKJAI PHOTO (Shutterstock)

Ada Cinta Luar Biasa di Balik Kerja Keras Seorang Ayah

Saatnya untuk berhenti galau./Copyright shutterstock.com

Waktu Membuat Ayah Terus Menua, tapi Aku Belum Bisa Membuatnya Bahagia

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/K-Angle

Ayah, Meski Kupilih Keyakinan Berbeda tapi Cintaku Tetap Sama

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Hari Itu Aku Sangat Gelisah, Mengikhlaskan Ayah Terpejam Selamanya

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Mrsiraphol

Di Balik Singkatnya Kebersamaan, Selalu Ada Kenangan yang Tak Terlupakan

Sedihnya dikhianati./Copyright shutterstock.com

Keluarga Memang Diikat dengan Hubungan Darah, tapi Tak Berarti Rela untuk Terluka

Menjadi perempuan sulung./Copyright shutterstock.com/g/anontae2522

Ayah Punya Peran Penting dalam Prosesku Menjadi Perempuan Dewasa

Patah hati jangan berkali-kali./Copyright shutterstock.com

Patah Hati Terberat adalah Saat Merasa Rindu tapi Tak Bisa Menghadirkan Peluk

Merintis karier sebagai psikolog./Copyright shutterstock.com

Apa pun Masalah yang Sedang Ayah Hadapi, Kami Selalu Ada Untukmu

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/asawin+klabma

Di Balik Sikap Dingin Ayah, Ada Pengorbanan dan Cinta Luar Biasa untuk Keluarganya

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Dragon+Images

Ayah Support System Terbaikku Sekaligus Kawan Diskusi Menyenangkan

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/nampix

Jadilah Perempuan yang Bermimpi Tinggi, Ada Doa dan Kerja Keras sebagai Penguat Diri

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/lingtsyr

Ayah, Kali Ini Beri Aku Ruang untuk Tumbuh jadi Perempuan Dewasa

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Dari Belajar Menyayangi Diri Sendiri, Aku Juga Belajar Memaafkan Ayah

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/K-Angle

Belajar Menjadi Perempuan Tangguh, Prosesnya Sepanjang Hidup

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/StockImageFactory

Ayah Selalu Punya Cara Sendiri dalam Memberikan Kasih Sayangnya

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Sirilukok

Andai Aku Bukan Perempuan, Apakah Ayah Masih Membatasi Semua Pilihanku?

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/shisukaa

Ayah, Mencoba untuk Selalu Bahagia tanpa Hadirmu adalah Usahaku Setiap Hari

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/airdone

Pertemuan Terakhir dengan Ayah, Ada Kenangan yang Takkan Bisa Dilupakan

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Samoliotova

Tiap Orang Punya Tujuan Sendiri, Tak Perlu Memaksa Kaki Melangkah ke Arah yang Sama

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Kostikova+Natalia

Lebih Menyayangi Ayah Tiri daripada Ayah Kandung, Bukan Berarti Aku Egois

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Vanatchanan+Buahom

Aku Mengenal Sosok Ayah dalam Potongan Cerita Lalu

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Dragon+Images

Hubunganku dengan Ayah Tak Selalu Harmonis, tapi Proses Ini Membuat Kami Lebih Dekat

Bersabar menanti hadirnya momongan./Copyright shutterstock.com/g/Dwi+Prayoga

Pilu Hati Ini, Ayah Berpulang sebelum Buah Hatiku Terlahir ke Dunia

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/vasa

Ayah, Sosok Pahlawan Istimewa yang Berjuang untuk Keluarganya

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/d8nn

Kusampaikan Rindu Lewat Doa, Terima Kasih Sudah Jadi Ayah Terbaik untuk Putri Bungsumu Ini

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Dragon+Images

Hadirnya Cobaan adalah Cara Tuhan Membuatku Jadi Perempuan yang Lebih Kuat

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/dodotone

Pengorbanan Seorang Ayah untuk Anak Perempuannya Selalu Luar Biasa

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/KhrystynaShynkaruk

Dulu Ayah Mengantarku Menuju Altar, Kini Menjadi Saksi Perceraianku

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/pixs4u

Hidup Berjauhan dari Ayah, Ada Keharmonisan yang Masih Bisa Dijaga

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/mariabamboo

Merindukan Ayah tapi Kuyakin Tuhan Lebih Sayang Padanya

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/takajapanese

Setiap Putri Sulung Pasti Ingin Membuat Ayahnya Merasa Bangga dan Bahagia

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/asife

Terima Kasih Ayah Sudah Mengantarkan Nasib Baik pada Putrimu Ini

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Lopolo

Meski Raga Tak Lagi di Dunia, Cinta dan Ajaran Papa Abadi dalam Jiwa

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/sebra

Sebagai Perempuan Sulung, Kuingin Membahagiakan Ayah dengan Tetap Menjadi Diri Sendiri

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/SharkPaeCNX

Baru Bertemu Ayah saat Aku Kuliah: Lebih Baik Memaafkan daripada Menyimpan Luka

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/shisukaa

Masih Teringat Air Mata Ayah yang Mengalir saat Aku Bercerai dengan Suami Pertamaku

Memaafkan untuk memperbaiki keadaan./Copyright shutterstock.com

Sebagai Putri Bungsu, Kebersamaanku Bersama Ayah Rasanya Terlalu Singkat

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/takajapanese

Menjadi Support System Terbaik untuk Anaknya, Itulah Cara Ayah Menyampaikan Cinta

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/takajapanese

Selepas Ibu Wafat, Ayah Berbagi Tugas Domestik Denganku dan Menjadi Penyemangat Terbesarku

Mencintai dengan lebih hati-hati./Copyright shutterstock.com/g/Chankowet

Aku Papa Sama-Sama Berwatak Keras, tapi Inilah yang Menyatukan Kami

Apakah kamu juga perempuan sulung?/Copyright shutterstock.com/g/atiger

Jalani Hidup dengan Mandiri, Bertanggung Jawablah dengan Pilihan Hidup Sendiri

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Vershinin89

Ayah dan Cinta tanpa Kata, Sosoknya Tak Tergantikan meski Aku Sudah Menikah

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Sevendeman

Ayah dan Pernikahan Keduanya: Bisakah Aku Mencintainya Lagi tanpa Benci?

Hidup layak diperjuangkan./Copyright shutterstock.com/g/lookstudio

Aku yang Sekarang Sudah Cukup, Tak Perlu Jadi Orang Lain untuk Bisa Diterima

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/Dragon+Images

Tumbuh Dewasa tanpa Cinta Ayah, Kini Aku Berjuang sebagai Ibu Tunggal

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/CMYK

Ayah Menjadi Penyelamat saat Aku Sempat Hilang Arah di Masa Remaja

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/SUKJAI+PHOTO

Untuk Ayah yang Tidak Pernah Marah, Semoga Kita Bisa Bertemu Lagi

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/Samoliotova

Saat Rindu Tak Bisa Disampaikan, Hanya Doa yang Dapat Menguatkan

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/jaboo2foto

Penyesalan Setelah Ayah Tiada, Ada Maaf yang Ingin Kusampaikan

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/id/g/pnsam

Ayah Mungkin Tak Sempurna, tapi Waktu yang Kuhabiskan Bersamamu Indah